Abstract

Pandemic Covid-19 berdampak pada penurunan penjualan UMKM di Indonesia secara umum tidak terkecuali pelaku UMKM Retail Banjarmasin, menurunnya penjualan akan sangat berdampak menumpuknya persediaan. Menumpukan persediaan mengakibatkan ada beberapa persediaan yang rusak, khusus untuk bahan makanan yang batas kadaluarsanya telah lewat pada akhirnya tidak bisa lagi dijual kepada konsumen. Kurangnya pemahaman bagaimana pengelolaan persediaan yang baik membuat pelaku UMKM mengelola persediaannya dengan apa adanya. Tujuan yang ingin dicapai dari program ini adalah untuk mengembangkan pengetahuan para UMKM di Banjarmasin mengenai pengelolaan persediaan barang dengan menerapkan metode First In First Out (Masuk Pertama Keluar Pertama) agar dapat meningkatkan pendapatan dengan meminimalisir adanya biaya persediaan yang expaired. Metode yang akan digunakan adalah bimbingan secara langsung oleh kami sebagai dosen Prodi D3 Akuntansi Politeknik Negeri Banjarmasin dengan berdiskusi dan latihan/praktik di beberapa tempat pelaku UMKM bagaimana melakukan perhitungan persediaan. Melalui pengabdian ini kami mencoba melakukan transfer ilmu kepada masyarakat pelaku usaha UMKM pedagang retail Banjarmasin yang ada di sekitar Pasar Hanyar dan Kelayan B, bagaimana pengelolaan persediaan barang dagangan dengan menerapkan metode First In First Out (Masuk Pertama Keluar Pertama). Luaran yang direncanakan dalam usulan pengabdian masyarakat ini publikasi di Jurnal Implementation and Action (IMPACT) Poliban 2022.
 
 Kata Kunci : Persediaan, metode First In First Out, UMKM Retail Banjarmasin.

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call

Disclaimer: All third-party content on this website/platform is and will remain the property of their respective owners and is provided on "as is" basis without any warranties, express or implied. Use of third-party content does not indicate any affiliation, sponsorship with or endorsement by them. Any references to third-party content is to identify the corresponding services and shall be considered fair use under The CopyrightLaw.