Abstract

Technology began to develop rapidly at that time. Many tools have been invented to facilitate human work, one of which is the Quick Response Code. QR codes are two-dimensional matrix codes or barcodes created to allow scanners to respond quickly and receive data quickly. QR codes can be used to manage the attendance of students, teachers, and school staff. This study defines a QR code work system for student, teacher, and staff badges to manage student, teacher, and staff activity data and keep track of all students attending school. employee activities. This study uses the Waterfall System Development Life Cycle method. The key component of the system is a webcam scanner that reads QR codes filled with master keys for student, teacher, and staff data. Attendance plays an important role in all institutions. This can lead to errors on the part of the school or students. For example, inefficient use of paper, absenteeism, missing monthly reports, missing wastepaper, etc. In addition, handwritten attendance carries the risk of absenteeism due to corruption of attendance data, which can lead to carelessness by employees and students. Intisari— Teknologi saat itu mulai berkembang pesat. Telah banyak ditemukan alat untuk mempermudah pekerjaan manusia, salah satunya adalah Quick Response Code. Kode QR adalah kode matriks atau barcode dua dimensi yang dibuat untuk memungkinkan pemindai merespons dengan cepat dan menerima data dengan cepat. Kode QR dapat digunakan untuk mengelola kehadiran siswa, guru, dan staf sekolah. Studi ini mendefinisikan sistem kerja kode QR untuk lencana siswa, guru, dan staf untuk mengelola data aktivitas siswa, guru, dan staf serta melacak semua siswa pergi ke sekolah. aktivitas karyawan. Penelitian ini menggunakan metode Waterfall System Development Life Cycle. Komponen kunci dari sistem ini adalah pemindai webcam yang membaca kode QR yang diisi dengan kunci utama untuk data siswa, guru, dan staf. Kehadiran memainkan peran penting di semua institusi. Hal ini dapat menimbulkan kesalahan dari pihak sekolah atau siswa. Misalnya, penggunaan kertas yang tidak efisien, ketidakhadiran, laporan bulanan yang hilang, dan kertas bekas yang hilang. Selain itu, presensi tulisan tangan memiliki risiko presensi karena rusaknya data presensi yang dapat menimbulkan

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call