Abstract

<p><em>The Ogan Ilir community is passionate about working together. The process of Islamization and development of Islam in Ogan Ilir was spread by Mr. Umar Baginda Saleh (1575-1600). Mr. Umar broadcasts Islam in the Tanjung Atap area. The jam and Pangeran Sido Ing Rajek, precisely Sakatiga Village. Sakatiga village as a refuge for Prince Sido Ing Rajek when the Dutch attacked and burned the Kuto Gawang Palace in 1659. Early in the 19th century there were several great scholars in Ogan Ilir, especially in Sakatiga. Among them are Kyai Bahri bin Bunga, Kyai Harun Sakatiga who has the title Sayyidina Harun, Kiai Ishak Bahsin. Period 1918-1942 Kyai Ishak Bahsin. In 1932 an Islamic Madrasa was established called Madrasah Nurul Islam Sribandung. In 1950 also officially established Sakatiga Raudhatul Ulum Islamic Boarding School which is one of the famous and famous pesantren among the people of the province of South Sumatra. Then on July 10, 1967 the Al-Ittifaqiah Upper Middle School (MMA) Madrasah was officially established in Indralaya, Culture in Ogan Ilir in the form of Islamic boarding schools / learning buildings for the students. in Ogan Ilir there are three oldest Islamic boarding schools namely Nurul Islam Islamic Boarding School in Sribandung, Raudhatul Ulum Islamic Boarding School in Sakatiga and Al-Ittifaqiah Islamic Boarding School in Indralaya. In addition there are several mosques built long ago including: Jami 'Darussholihin Mosque Meranjat Village, Al-Qubro Indralaya Mosque, and Al-Falah Mosque.</em></p><p><strong><em>Keywords: History, Islamic culture.</em></strong></p>

Highlights

  • The Ogan Ilir community is passionate about working together

  • The process of Islamization and development of Islam in Ogan Ilir was spread by Mr. Umar Baginda Saleh

  • Madrasah was officially established in Indralaya

Read more

Summary

Pendidikan Islam dan Tiga Pesantren Tertua

Ogan Ilir jika melihat dalam sejarahnya, sebagai kaderisasi dan pembinaan ummat yang banyak melahirkan ulama, kyai dan lembaga-lembaga pendidikan Islam adalah Pesantren. Tahun 1950 atas kesepakatan tokoh-tokoh masyarakat Sakatiga Inderalaya, propinsi Sumatera Selatan dibentuklah satu panitia khusus untuk melanjutkan dan menghidupkan kembali usaha-usaha yang pernah dirintis oleh madrasah Al-Falah dan Al-Shibyan sebelumnya. Pendidikan di Pondok Pesantren Raudhatul Ulum memberikan perhatian yang besar pada pengajaran bahasa Arab dan Inggris secara aktif. Karena setip tahunnya jumlah santri semakin bertambah dan kegiatan pendidikan serta lainnya juga semakin banyak, maka pada bulan Juni 1991 AlMukarrom K.H. Ahmad Qori Nuri, memanggil pulang anaknya Mudrik Qori yang baru selesai kuliah di Fakultas Adab Jurusan Sastra Arab untuk membantu beliau yang kemudian diangkat Yayasan sebagai Wakil Mudir. Sehingga lembaga setara di pondok ini menjadi empat, melengkapi Lembaga Tahfidzh, Tilawah dan Ilmu Al-Qur’an (LEMTATIQI) yang berdiri pada tahun 1990. Melihat sejarah dari Tiga Pesantren di atas yang menerangkan bahwa memiliki kegiatan yang hampir sama terutama dalam kegiatan non formalanya terdapat kegiatan sepersti tahlilan, berzanji, marhaban. sehingga mmeberikan pengaruh bagi masyarakat Ogan Ilir

Tradisi
Masjid di Ogan Ilir
Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call