Abstract

Dalam melakukan komunikasi tentu di dalamnya terdapat sapaan untuk memulai pembicaraan. Sapaan yang sering digunakan santri kepada pengasuh di pesantren antara lain kyai, nyai, abah, dan umi. Namun berbeda halnya dengan di Pondok Pesantren Asy-Syaibaniy Karanganyar Kabupaten Pekalongan yang menggunakan sapaan “papah” dan “mamah”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sapaan di pesantren Asy-Syaibaniy dan bagaimana penerapan sapaan tersebut berdasarkan kacamata komunikasi interpersonal. Metode penelitian yang digunakan dalam riset ini adalah penelitian kualitatif deskriptif untuk menjelaskan, mendalami dan memahami penerapan sapaan kekininan di Pesantren Asy-Syaibaniy. Teknik pengumpulan data dengan wawancara, observasi dan studi pustaka. Hasil riset menunjukkan bahwa sapaan pengasuh pesantren memperngaruhi keeratan hubungan antara pengasuh dan santrinya. Sapaan “Papah” dan “Mamah” kepada pengasuh pesantren merupakan model strategi komunikasi kekinian sebagai wujud penguatan kondisi emosional para santri agar merasa nyaman terbuka kepada pengasuh sehingga dapat meningkatkan motivasi para santri untuk berprestasi.

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call