Abstract

Kekurangan air umumnya menjadi faktor pembatas bagi pertumbuhan bibit kelapa sawit di pembibitan utama. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan pengaruh mulsa tandan kosong kelapa sawit dan frekuensi penyiraman terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit yang dipelihara di pembibitan utama. Penelitian ini telah dilaksanakan di Unit Pembibitan Kelapa Sawit Politeknik Negeri Lampung mulai April 2019 sampai September 2019, menggunakan rancangan acak kelompok dengan dua faktor dan tiga ulangan. Faktor pertama adalah bobot mulsa (0 g, 100 g, 200 g, and 300 g) dan faktor kedua adalah frekuensi penyiraman (setiap hari, setiap dua hari, dan setiap tiga hari). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara bobot mulsa tandan kosong kelapa sawit dan frekuensi penyiraman pada diameter batang, laju transpirasi, dan laju fotosintesis bibit kelapa sawit. Aplikasi mulsa tandan kosong kelapa sawit 200 g dan 300 g yang dikombinasikan dengan frekuensi penyiraman setiap dua hari dan tiga hari mampu menghasilkan diameter batang bibit kelapa sawit yang sama dengan bibit kelapa sawit dengan perlakuan kontrol. Kelembapan tanah yang rendah di sekitar perakaran bibit kelapa sawit menyebabkan fotosintesis dan ketersediaan hara berkurang.

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call