Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis resolusi konflik yang ditempuh dalam penyelesaian konflik sosial keagamaan Ambon. Melalui wawancara dan dokumentasi dari 2017-2019 dengan berbagai kalangan warga Ambon Muslim dan Kristen, ditambah kajian literatur riset sejenis, ditemukan peneliti bahwa penyelesaian konflik Ambon ditempuh dengan resolusi konflik integratif. Resolusi konflik integratif merupakan sebuah model resolusi konflik yang mengintegrasikan resolusi struktural dan resolusi kultural secara bersamaan sebagai kesatuan yang tidak terpisahkan. Dengan kerangka teoritik demikian diperoleh data dan informasi bahwa resolusi konflik struktural, untuk menyelesaikan akar-akar konflik Ambon di luar aspek keagamaan, ditempuh dengan: pendekatan keamanan seperti menambah personil keamanan sampai 11.250 personil, peningkatan Korem menjadi Kodam Maluku, dan pemberlakukan darurat sipil; peran Pemerintah dalam Perjanjian Damai Malino II; Sharing kepemimpinan politik Muslim-Kristen dalam kontestasi pemilihan Gubernur, Walikota dan Bupati; dan sharing jabatan birokrasi dengan SKJ. Sedangkan resolusi konflik kultural, ditempuh untuk menyelesaikan akar-akar konflik yang bersifat keagamaan, yaitu: revitalisasi multikulturalisme oleh pendidikan tinggi keagamaan negeri IAIN dan IAKN Ambon; revitalisasi nilai damai agama melalui agamawan Kristen-Muslim melalui dialog bersama, kerjasama, rekonsiliasi, pela-gandong salam-sarani, dan deradikalisasi; optimalisasi peran FKUB dalam dialog kehidupan; dan, revitalisasi pela gandong antar kampung-kampung Muslim dan Kristen. Resolusi konflik integratif diakui warga Ambon Muslim dan Kristen sangat efektif menyelesaikan akar-akar konflik di Ambon sehingga terbangun fondasi damai yang kokoh di Ambon. Pada tahun 2019 Ambon pun berhasil mendapat Harmony Award dari Menteri Agama RI.

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call