Abstract

Presently, mathematic is commonly known as scholarly studies specialized on worldly matters, step aside from mysticism. However, such perspective does not prevail on Pythagorean traditional sect. For this sect, mathematics constitutes divine activities and comprises of metaphysical elements. Pythagorean is a group of derived from Pythagoras disciples. Besides studying of mathematic, they also have tight tradition and mystical belief. This paper aims to analyze the religious side of Pythagorean sect which relates to mathematics. Many concept of mathematics in some universities recently come from Pythagoras thoughts. One of Pythagoras ideas used till now is Pythagoras’s theoretical framework of the comparative quadrate of trilateral sides, (a2+b2=c2). This mathematic concept is widely used, taught and taken as irrelevance with mystical matters, metaphysical and religiosity. The religious elements that have been analyzed refer to Durkheim’s concept of religion on belief in a sacred, namely totem, taboo and ritual. This study argues that Pythagorean conviction of mathematics, related to number, geometry and ratio are categorized as a kind of religious form. Pythagorean sect possessed belief to the sacred, totem, taboo and ritual which is connected with their conception on mathematics.

Highlights

  • Saat ini matematika dianggap sebagai suatu keilmuan yang bersifat duniawi dan jauh dari mistik, namun dalam tradisi sekte Pythagorean matematika adalah aktivitas keilahian dan mengandung unsur metafisik

  • Presently, mathematic is commonly known as scholarly studies specialized on worldly matters, step aside from mysticism

  • This paper aims to analyze the religious side of Pythagorean sect which relates to mathematics

Read more

Summary

Memburu Makna Agama

Dalam pembahasan ini penulis mendefinisikan agama sebagai suatu kepercayaan kepada yang sakral, adanya konsep tabu, totem, serta ritual. Dengan menganggap agama adalah sistem kompleks yang memiliki konsep ketuhanan, kenabian, kitab suci, aturan yang rigid dan pengikut yang jelas, akan sulit menemukan unsur-unsur keagamaan dalam sekte Pythagorean ini. Pengertian yang diberikan Taylor cukup bisa memberi pemahaman tentang apa itu agama, namun definisi ini terlalu luas untuk bisa menjelaskan suatu sistem keyakinan. Dalam pemahaman dan definisi agama yang dianut dalam konstitusi di Indonesia yang mensyaratkan adanya empat unsur di mana suatu bentuk religiositas bisa dimaknai sebagai agama, yakni adanya kepercayaan terhadap keesaan Tuhan, adanya kitab suci, adanya konsep kenabian, dan mempunyai peraturan tentang way of life yang jelas.[10] Definisi tersebut lebih cenderung merujuk pada tradisi agama-agama Abrahamik, sehingga bentuk religiositas yang lebih bersifat basic atau elementer akan sulit dijelaskan dan sulit dikelompokkan sebagai agama melalui konsep tersebut. Atas tujuan tersebut berikut akan dijabarkan pemikiran Durkheim terkait bentukbentuk keagamaan dasar

Elemen dasar keagamaan dalam pemahaman Durkheim
Sekte Religius Pythagorean
Angka sebagai Yang Sakral
Bentuk Geometris dan Perbandingan Angka sebagai Totem dan Konsep Kosmos
Tabu dalam Sekte Pythagorean
Ritual dalam Sekte Pythagorean
Daftar Pustaka
Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call