Abstract

Kekerasan berbasis gender ternyata tidak sama di semua tempat, tetapi sangat bersifat kontekstual. Hasil diskusi dengan relawan penanganan kekerasan terhadap perempuan menunjukkan bahwa di Yogyakarta, kekerasan yang terjadi sangat erat terkait dengan bekerjanya relasi kuasa antara laki-laki dan perempuan yang dilegitimasi dalam budaya patriarki. Dengan kondisi ini, diperlukan upaya untuk memahami dan mengenali seperti apa relasi kuasa yang mendasari dan membentuk kekerasan perempuan di Yogyakarta. Proses pemahaman dan pengenalan relasi kuasa ini dilakukan dengan penyuluhan dan diskusi. Dengan proses yang dilakukan ini, diharapkan tidak hanya bisa memahami bersama proses bekerjanya relasi kuasa dalam membentuk kekerasan tehadap perempuan, namun lebih dari itu bisa membuat gambaran rencana strategis dalam menangani kekerasan terhadap perempuan yang bisa direkondisikan. Dalam diskusi yang telah dilakukan disimpulkan bahwa persoalan relasi kuasa ini tidak nampak di permukaan. Bahkan kadang masyarakat sulit untuk mengakui keberadaan relasi ini, karena memang sudah tertanam dalam konstruksi budaya masyarakat. Mengungkap keberadaan relasi ini, dianggap menyalahi atau akan melawan kultur. Kesulitan inilah yang ditemui dalam masyarakat. Kata kunci : SIGRAK, relasi kuasa, kekerasan berbasis gender.

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call