Abstract

The enhancement of environmental quality for urban settlement in Palembang is expected to be sustainable due to the increase number of slum areas and the limited funding allocation for the infrastructure establishment. This study aimed to determine priority scale of activities and locations according to three pillars of sustainable development which can alleviate slum areas i.e. physical environment, social and economic aspects by involving all stakeholders. This research will provide information for the local government to determine priority activities and locations for settlement improvement by using Analytical Hierarchy Process (AHP). The study revealed that the main factor to improve the environmental quality for settlement in 29 Ilir sub-district was the infrastructure development with urgency level reaching 46.7%. Meanwhile, the urgency level of social activity factor was approximately 31.2% followed by the economic development factor which was the lowest level by 22.1%. However, the highest priority level from those activity factors was household waste management by 100%, while other priority activities that should be done consecutively were waste infrastructure (93.5%), community service activities (83,6%), environmental drainage (66.2%), sanitation (66.1%), business capital loans (63%), training and entrepreneurship (61%), and compensation for the poor (57,9 %). The aforementioned activities were conducted in priority locations in which environmental quality was relatively poor.

Highlights

  • Permukiman kumuh merupakan gambaran kawasan perumahan tidak beraturan, kurangnya pelayanan infrastruktur dengan jumlah populasi yang dilayani, sehingga berdampak pada kondisi kualitas fisik dan lingkungan perumahan yang tidak memenuhi persyaratan keselamatan, kesehatan, kenyamanan, serta kemudahan (Puslitbang,2011)

  • determine priority scale of activities and locations according to three pillars of sustainable development

  • The study revealed that the main factor to improve the environmental quality for settlement

Read more

Summary

Pendahuluan

Permukiman kumuh merupakan gambaran kawasan perumahan tidak beraturan, kurangnya pelayanan infrastruktur dengan jumlah populasi yang dilayani, sehingga berdampak pada kondisi kualitas fisik dan lingkungan perumahan yang tidak memenuhi persyaratan keselamatan, kesehatan, kenyamanan, serta kemudahan (Puslitbang,2011). Peningkatan kualitas terhadap permukiman yang memiliki tipologi kumuh di Kota Palembang masih terkonsentrasi pada pembangunan fisik seperti perbaikan jalan, saluran, penyediaan air bersih serta perbaikan rumah. Selain itu belum ada peran stakeholder (pemangku kepentingan) yang melibatkan akademisi, swasta dan pemerintah serta masyarakat lainnya untuk menilai dalam menentukan prioritas peningkatan kualitas permukiman di Kota Palembang. Permasalahan yang dialami daerah 29 ilir saat ini, terkait kondisi kualitas fisik drainase perumahan yang saling berhubungan dengan saluran utama dan menuju ke sungai Musi belum sepenuhnya terkoneksi dengan baik, selain itu tumpukkan sampah masih terlihat di sekitar permukiman terutama badan saluran.

Metode Penelitian
Findings
Hasil dan Pembahasan
Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call