Abstract

Kebutuhan akan energi listrik terus meningkat tiap tahunnya. Hal tersebut berbanding terbalik dengan ketersediaan bahan bakar yang tiap tahun jumlahnya semakin berkurang. Maka diperlukan sebuah terobosan baru guna mengatasi krisis energi di masa yang akan datang. Di Kota Tarakan, terdapat kawasan hutan mangrove yang banyak menyimpan mikroorganisme yang bila dimanfaatkan dengan baik dapat menghasilkan energi listrik. Plant-Microbial Fuel (P-MFC) merupakan teknologi pembangkitan listrik dengan memanfaatkan tanaman dan bakteri dalam tanah. Dalam penelitian ini, tanaman yang digunakan ialah tanaman bakau dimana pengambilan data dilakukan selama 12 hari. Anoda dan katoda yang digunakan yaitu karbon dan seng yang dihubungkan ke multimeter untuk mengukur nilai arus dan tegangan. Daya tertinggi yang diperoleh dalam penelitian ini sebesar 137.19 mW dan daya terendah diperoleh sebesar 9.44 mW. Hasil yang didapatkan sangat dipengaruhi oleh kondisi cuaca. Diharapkan melalui penelitian ini, P-MFC dapat digunakan sebagai energi alternatif dalam hal pembangkitan listrik.

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call