Abstract

Penelitian ini untuk mengkaji polemik kepemimpinan perempuan dalam Al-Qur‟an, Para tokoh-tokoh masyarakat dan pemuka agama semakin meningkatkan upaya pendidikan masyarakat agar praktik dan kebiasaan mendiskriminasi perempuan dapat dihilangkan secara perlahan. Selain itu, hal ini disarankan untuk seluruh masyarakat agar peduli dan ikut terlibat dalam perlindungan korban ketidakadilan gender karena, ketidakadilan gender tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, Para perempuan harus bisa mendapat legitimasi untuk berdiri sama tinggi dengan laki-laki dalam menafsirkan persoalan yang terkait langsung dengan mereka. Kegiatan penafsiran Al-Qur‟an seolah menjadi otoritas dan domain laki-laki. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa terjadi beragam penafsiran oleh para ahli tafsir seputar kepemimpinan perempuan dalam ranah publik, kualifikasi sosial perempuan belum mendapatkan porsi utama dan cenderung terjebak dalam peran domestik, yaitu dijadikan penjaga rumah untuk mengurus anak dan keluarga.

Full Text
Paper version not known

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call

Disclaimer: All third-party content on this website/platform is and will remain the property of their respective owners and is provided on "as is" basis without any warranties, express or implied. Use of third-party content does not indicate any affiliation, sponsorship with or endorsement by them. Any references to third-party content is to identify the corresponding services and shall be considered fair use under The CopyrightLaw.