Abstract

Perempuan menjadi sorotan dalam waktu ke waktu, terlebih jika kita berbicara tentang pembagian tugas kerja. Para perempuan yang identik dengan pekerjaan domestik, kini mencoba untuk merambah pada sektor kerja non-formal. Dalam kasus ini, kita akan menyimak kehidupan para perempuan petani bunga di Purwokerto. Mereka yang ingin memberdayakan diri, justru terjebak dalam dinamika patron-klien yang tidak sehat. Pemberdayaan itu lantas menjadi boomerang ketidak-sejahteraan hidup mereka. Oleh karena itu, dengan metode kualitatif, kami akan menyajikan kisah mengenai para perempuan petani bunga. Mereka memiliki banyak faktor yang mendasari akan adanya pemilihan mereka untuk merambah dunia kerja sektor non-formal. Menggunakan teori Foucault tentang kuasa tubuh, kita akan memahami bahwa perempuan masih terjebak dalam kedilemaan pekerjaan domestik. Melalui kacamata Scott pula, kita juga bisa menyimak bahwa petani masih mempertahankan etika subsistensinya. Namun dalam ranah ini, para perempuan petani bunga bahkan tidak mampu memenuhi etika subsistensi tersebut.

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call