Abstract

The research objectives were to analyze reproduction performance and productivity of swamp buffalofrom different altitudes in Cianjur and draw up a hierarchy of productivity strategy development usinganalysis of SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threats) and Analytical Hierarchy Process (AHP)with four criteria: technology, costs, impact, and the response of farmers. Survey was conducted in Cianjurduring January-March 2014 by interview prepared questionnaires and direct observation of 63 buffalo farmers. Secondary data were also obtained from relevant agencies. Primary data were collected usingdirect observation of 139 reproductive female buffaloes then were further analyzed. A total of 58 buffaloesat their productive period were sampled and taken their morphometric data. Whilst 37 buffaloes weremeasured their frame size using Body Condition Score (BCS). The results showed that the reproductionperformance of buffaloes in the lowlands are not significantly different from those in the highland. The ageat first oestrus, first mating, first calving, gestation period were 25.6 months, 26.6 months, 38.7 months,11.8 months, respectively.. The oestrus period was 5.3 days, and post-partum mating interval was 54.6days. Differences in altitude and sex significantly affected (P <0.05) the morphometry assessment. Thebody weight of male buffaloes were found lower than the females both in highlands and lowlands (P<0.05).The body conditioning score of buffalo performance at highland was better compared to those in thelowland. Based on the SWOT analysis and AHP: (1) The main strategy is to improve the technology basedon the criteria of internal weakness by increasing scale holdings to seize opportunities buffalo meat selfsufficiency;(2) based on the criteria of cost and impact, the strategy was to cover threats over the professionout of the region by empowering farmers (facilitate increased productivity buffalo); (3) based on the responsecriteria, the primary strategy is to improve the quality of education of farmers by facilitating productivityimprovement opportunities to achieve self-sufficiency buffalo meat. The main development strategy basedon the four criteria: technology, cost, impact, and farmer response were increasing of buffalo ownershipscale, production facilities, and farmers education quality.

Highlights

  • Kerbau lumpur (Bubalus bubalis) merupakan kerbau tipe kerja dan pedaging yang perlu dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan daging masyarakat yang semakin meningkat dan menunjang Program Swasembada Daging Sapi dan Kerbau (PSDSK) yang dicanangkan Pemerintah

  • Survey was conducted in Cianjur during January-March 2014 by interview prepared questionnaires and direct observation of 63 buffalo

  • The results showed that the reproduction performance of buffaloes in the lowlands are not significantly different from those in the highland

Read more

Summary

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2013 sampai Maret 2014 di Kecamatan Cikalongkulon mewakili daerah rendah dengan ketinggian 225-500 mdpl (Desa Gudang, Mekar Galih, Neglasari, Mentengsari, Cinangsi, Majalaya, Sukamulya, dan Cijagang) dan Kecamatan Sukaresmi mewakili daerah tinggi dengan ketinggian 1.080-1.450 mdpl (Desa Cibanteng, Cikancana, Ciwalen, Kubang, dan Rawabelut). Data primer pengukuran morfometri dilakukan dengan menggunakan tongkat ukur dan pita ukur pada 58 ekor kerbau jantan dan betina. Pengamatan frame size menggunakan kamera digital sebanyak 37 ekor kerbau jantan dan betina yang tersebar di 13 desa sampel. Strategi pengembangan kerbau menggunakan data primer hasil wawancara dengan peternak, staf ahli dari akademisi dan instansi serta data sekunder berasal dari instansi terkait yang diperlukan dalam penelitian ini antara lain Badan Pendapatan Pembangunan Daerah,dan Dinas Peternakan dan Perikanan, Kabupaten Cianjur. Analisis Data Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah review dokumen, survei (wawancara menggunakan borang kuisioner terstruktur terhadap stake holder terkait) dan observasi langsung ke lapangan. Analisis statistika dilakukan untuk membandingkan morfometri kerbau kerbau jantan dan betina pada dua ketinggian yang berbeda menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola Faktorial (2x2) menurut Steel dan Torrie (1993), dan jika berbeda nyata dilakukan uji lanjut Duncan. Strategi pengembangan kerbau di Cianjur dianalisis menggunakan SWOT menurut David (2009), kemudian dilanjutkan dengan AHP menurut Marimin (2004) untuk melihat prioritas strategi

Keadaan Umum Penelitian Kabupaten Cianjur memiliki luas wilayah
Dataran Tinggi Dataran Rendah
Jantan Betina
Dataran rendah n Dataran tinggi n Rataan
Dataran tinggi
UCAPAN TERIMA KASIH
DAFTAR PUSTAKA
Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call