Abstract

This study discusses how the existence of Women in Culture Society in West Aceh regency is known to be religious. It was formed centuries ago, so it was reflected in various aspects of life, both in behavior, social system, economic system, traditional art and so on, so habitus was formed in Aceh society. The problem in this research is how people in Aceh society culture. This research was conducted in West Aceh Regency using qualitative approach, mainly through the technique of face-prevention interview and observation. This paper is very useful to overcome social problems, culture and things that can be the background of the formation of Acehnese society culture towards women. The results of this study indicate that women in Acehnese culture are more determined by the customs, social, cultural, and values that a person or group of people in West Aceh have. Key Words: Women, Culture, People of Aceh

Highlights

  • Kebudayaan yang memarginalkan peran perempuan berpengaruh pada pembentukan karakter atau kebiasaan masyarakat

  • The results of this study indicate that women in Acehnese culture are more determined by the customs, social, cultural, and values that a person or group of people in West Aceh have

  • Departemen Agama RI, Ensikoledi Islam, (Jakarta: Departemen Agama RI, 1993), https://www.google.com/search.Cut+Nyak+Meutia+_dakwah.info.htmdiakse s Januari 2015

Read more

Summary

PENDAHULUAN

Kebudayaan yang memarginalkan peran perempuan berpengaruh pada pembentukan karakter atau kebiasaan masyarakat. Selain itu Budaya Aceh dikenal dengan terjalinnya asimilasi (meusantok) hukum agama dan adat yang tidak dapat dipisahkan. Sehingga dalam masyarakat Aceh dikenal dengan kata pepatah ha (hadih manja) hukom ngon adat lagee zat ngon sifeut, yang berarti bahwa ”hukum Islam dan adat seperti zat dengan sifatnya tak dapat dipisahkan”. “...Agama dan masyarakat Aceh ibarat darah dengan daging, dimana, hal itu berlaku dalam segala aspek kehidupan seperti, agama, adat-iastiadat politik, ekonomi, sosial budaya, dan tata susila. Dalam struktur kehidupan masyarakat Aceh, kaum perempuan secara umum masih diposisikan pada sektor domestik sebagai istri yang wajib melayani kepentingan suami, dan sebagai ibu yang wajib merawat anak. Hal ini dikarenakan kedudukan laki-laki dan perempuan dalam masyarakat Aceh masih sangat dipengaruhi oleh tafsiran nash-nash agama, budaya dan kepantasan adat. Faktor utamanya adalah kebudayaan atau tradisi dan kebiasaan dalam masyarakat Aceh yang tidak mendukung. Berdasarkan permasalahan diatas, maka tulisan ini mencoba menjelaskan keberadaan perempuan dalam kultur masyarakat Aceh Barat dengan menggunakan analisis sosiologis

TINJAUAN PUSTAKA
METODE PENELITIAN
TEMUAN DAN PEMBAHASAN
Perempuan menurut Agama dalam masyarakat Aceh
Perempuan dalam adat masyarakat Aceh
Perempuan dalam Budaya Aceh
KESIMPULAN
Buku-Buku

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call

Disclaimer: All third-party content on this website/platform is and will remain the property of their respective owners and is provided on "as is" basis without any warranties, express or implied. Use of third-party content does not indicate any affiliation, sponsorship with or endorsement by them. Any references to third-party content is to identify the corresponding services and shall be considered fair use under The CopyrightLaw.