Abstract

ABSTRACT
 A. lumbricoides infection causes childern death in Indonesia. Treatment of the infection can be done by giving medicine or by using herbal ingredients. Herbal ingredients to eradicate worms could be an option since they have minimal side effects. Ginger (Zingiber Officinale var. Roscoe) and turmeric (Curcuma longa) are known to have anthelmintics properties. This is an experimental research that compares the lethal effect of ginger and turmeric against Ascaris suum based on the concentration and time of exposure. A. suum worm has a morphology and life cycle that resembles A. lumbricoides and A. suum is easier to obtain, so researchers used A. suum as sample. The sample of this research is 5 A.suum adult worms on each group with three repetitions. The extract of ginger and turmeric was obtained by remaceration technique. The samples were divided into four groups on each extract, control group (NaCl 0,9%), 2%, 4%, and 8% concentration extract, then observed for 48 hours. Both ginger and turmeric lethal effect has a significant difference based on the concentration with p<0,000 to control negative. Post-hoc analysis shows no significant difference on the lethal effect between ginger and turmeric extract. Ginger and turmeric has anthelmintic activity against A.suum that depends on the amount of concentration and the time of exposure.
  
 ABSTRAK
 Infeksi A. lumbricoides pada anak masih menyebabkan kematian di Indonesia. Penanganan dapat dilakukan dengan pemberian obat cacing atau dengan menggunakan bahan herbal. Bahan herbal dapat menjadi pilihan karena efek samping yang minimal. Bahan herbal jahe (Zingiber officinale var. Roscoe) dan kunyit (Curcuma longa L.) diketahui memiliki kandungan yang bersifat antelmintik. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang membandingkan konsentrasi dan waktu paparan ekstrak jahe putih besar dan kunyit terhadap kematian cacing. Cacing A. suum memiliki morfologi dan siklus hidup yang menyerupai A. lumbricoides dan A. suum lebih mudah didapatkan, sehingga peneliti menggunakan A. suum sebagai sampel. Sampel penelitian adalah cacing dewasa A. suum sebanyak 5 ekor per uji dengan pengulangan tiga kali. Ekstrak didapatkan dengan teknik remaserasi. Sampel terbagi dalam empat kelompok pada tiap ekstrak, yaitu kelompok kontrol (NaCl 0,9%), esktrak konsentrasi 2%, 4%, dan 8% lalu diamati hingga 48 jam. Hasil analisis efek letal berdasarkan konsentrasi ekstrak, kedua ekstrak jahe putih besar dan kunyit terdapat perbedaan yang signifikan (p<0,000) dibanding kontrol. Analisa post-hoc untuk membandingkan kedua ekstrak, tidak didapatkan perbedaan efek letal yang signifikan antara kedua ekstrak jahe putih besar dan kunyit. Ekstrak jahe putih besar dan kunyit memiliki aktivitas antelmintik terhadap cacing A. suum yang bergantung pada jumlah konsentrasi dan lama waktu paparan.

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call