Abstract

AbstractThe theological paradigm is dynamic and that is the way it supposed to be. The theology we build must be contextual and transformative. By establishing such understanding, theological efforts can be done through every life event and can be used as a reflection of our theology. The conflict at Sigapiton has become a momentum for churches to have theology. The role of society and the ruler, raja bius, of Sigapiton must be seen critically as a theological effort by the community of the church’s congregations which have the dimension of communal and contextual pastoral care.Kata Kunci : Raja Bius, Konflik, Sigapiton, Paradigma, Teologi Pastoral, Komunal, Kontekstual.

Highlights

  • Konflik komunal terjadi antara masyarakat bius raja Paropat dengan Badan Otorita Danau Toba (BODT) karena kebijakan pengembangan desa wisata Sigapiton dianggap mengganggu kelangsungan hidup masyarakat di sana

  • Theological efforts can be done through every life event and can be used as a reflection of our theology

  • The conflict at Sigapiton has become a momentum for churches to have theology

Read more

Summary

Latar Belakang Penulisan

Konflik komunal terjadi antara masyarakat bius raja Paropat dengan Badan Otorita Danau Toba (BODT) karena kebijakan pengembangan desa wisata Sigapiton dianggap mengganggu kelangsungan hidup masyarakat di sana. Respons masyarakat terhadap video tersebut menjadi salah satu alat ukur bahwa konflik antara masyarakat Sigapiton dengan pihak pemerintah dan pengembang objek wisata adalah permasalahan yang sangat serius dan membutuhkan solusi bagi masyarakat disana. Penulis melihat bahwa persoalan ini adalah bagian dari dinamika kehidupan warga gereja yang tidak bisa dipisahkan dari realitas hidup sosial dan budaya yang berlaku di mana https://www.indovoices.com/umum/sigapiton dan ancaman bagi semua. Peran aktif masyarakat bius raja Paropat dalam kepedulian sosial dan budaya seharusnya juga dilihat sebagai peran kepedulian pastoral gereja yang sifatnya komunal. Tulisan ini merupakan sebuah upaya bereteologi kontekstual dengan menyajikan paradigma pelayanan Pastoral Communal Contextual (paradigma pastoral komunal kontekstual), sebagai upaya membangun konstruksi teologi pastoral yang kontekstual dan transformatif di tanah Batak khususnya pada konflik sengketa tanah adat di Sigapiton. Karena itu maka penulis memandang perlu untuk menelitinya dengan menggunakan metode penelitian kwalitatif dengan melakukan studi kepustakaan yang menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang menjadi obyek penelitian dari buku-buku, karya ilmiah, tesis, disertasi, ensiklopedia, internet, dan sumber-sumber lain dengan merujuk kepada tulisan-tulisan yang telah dipbulikasikan di media-media yang ada

Dinamika Konflik di Sigapiton
Bangunan Sosial yang Rusak
Peran Kepedulian masyarakat adat Bius dalam konflik di Sigapiton
Pergeseran Esensi Pelayanan Pastoral
Dari Pelayanan Pastoral Ke Komunitas Kepedulian Pastoral
Full Text
Paper version not known

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call

Disclaimer: All third-party content on this website/platform is and will remain the property of their respective owners and is provided on "as is" basis without any warranties, express or implied. Use of third-party content does not indicate any affiliation, sponsorship with or endorsement by them. Any references to third-party content is to identify the corresponding services and shall be considered fair use under The CopyrightLaw.