Abstract
Adolesscent with Autism Spectrum Disorder (ASD) tend to be ostracized and bullied in school because they have fewer social skills. Though social skills can be improved, even though ASD teens will have certain challenges. Therefore the role of parents is very important in improving their social skills. This research was conducted to see how the description of social skills possessed by ASD adolescents, viewed from an internal process consisting of three aspects namely emotional awareness and understanding, a theory of mind, and problem-solving and how the role of parents in training social skills in them. Participants in this study were two mothers from mild ASD adolescents. Methods of data collection through interviews, open questionnaires, and four measuring instruments (Karolinska Directed Emotional Face test, Faux Pas Stories Test, Problem Solving Questionnaire, and Recognizing and Responding to a Problem Situation Assessment). The results of this study indicate that the role of parents in practicing social skills in ASD adolescents has not shown optimal results, as evidenced by the lack of social skills possessed by ASD adolescents and the social problems they face in school.
Highlights
Remaja dengan Autism Spectrum Disorder (ASD) cenderung dikucilkan dan dibully di sekolah karena memiliki keterampilan sosial yang kurang
The results of this study indicate that the role of parents in practicing social skills in ASD adolescents has not shown optimal results, as evidenced by the lack of social skills possessed by ASD adolescents and the social problems they face in school
Focus on Autism and Other Developmental Disabilities. 32(1): 3-17
Summary
Hasil tes identifikasi adanya faux pas (seseorang mengatakan tanpa mempertimbangkan apakah orang lain mampu mendengar atau mengetahuinya, dan biasanya memiliki dampak negatif kepada pendengar) dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3. Dari kedua tabel di atas, dapat dilihat bahwa kedua subjek secara keseluruhan mampu mendeteksi kalimat yang seharusnya tidak diucapkan pada cerita, namun dalam respon identifikasi, mereka memiliki jawaban yang berbeda. Dari Tabel 5 juga dapat dilihat bahwa kedua subjek berhasil menjawab dengan benar pertanyaan komprehensi, hal ini berarti kedua subjek tidak memiliki masalah untuk memahami isi dari cerita yang disajikan. Seharusnya jawaban dari pertanyaan itu adalah tidak tahu, dengan melihat bahwa Cica datang terlambat dan bisa jadi dia tidak tahu bahwa ibu Robi adalah penjaga kantin yang sedang dibicarakannya. Memahami faux pas berarti memahami status mental seseorang dimana pembicara tersebut memiliki belief yang berbeda, dia bisa jadi tidak tahu atau tidak ingat sesuatu (perilaku yang tidak bertendensi), dan mengapresiasi dampak emosional (biasanya negatif) dari komentar atau perilaku yang dilakukan kepada pendengar. P dan Z juga kesulitan untuk membedakan niat teman yang mengajak bercanda dan benar-benar mem-bully, sehingga mereka cenderung menjaga jarak dari teman-teman seusianya dan tidak memiliki teman dekat
Talk to us
Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have
More From: Insight : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Psikologi
Disclaimer: All third-party content on this website/platform is and will remain the property of their respective owners and is provided on "as is" basis without any warranties, express or implied. Use of third-party content does not indicate any affiliation, sponsorship with or endorsement by them. Any references to third-party content is to identify the corresponding services and shall be considered fair use under The CopyrightLaw.