Abstract

<p>Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan peran masyarakat sebagai komunikator pembangunan peduli lingkungan. Penelitian ini menggunakan pendekatan secara kualitatif, berlokasi di Kelurahan Tanjung Gusta, Kecamatan Medan Helvetia, Medan. Informan dalam penelitian ini adalah ketua badan keswadayaan masyarakat (BKM) Kelurahan Tanjung Gusta Kecamatan Medan Helvetia. Teknik Pengambilan data melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan model Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan pendekatan secara <em>buttom up</em>, peran masyarakat dalam proses pembangunan dapat dimaksimalkan, melihat beberapa kelebihan komunikator pembangunan yang berasal dari masyarakat setempat lebih banyak dibanding komunikator yang berasal dari luar masyarakat setempat, maka salah satu cara yang paling efektif untuk membangun kesadaran akan peduli lingkungan adalah dengan memaksimalkan peran masyarakat setempat sebagai komunikator pembangunan, Namun, meskipun demikian masih ditemukan beberapa hambatan dalam proses menyampaikan pesan-pesan pembangunan peduli lingkungan yakni hambatan komunikasi dan hambatan sosial (kategori sosial, pertukaran sosial dan hubungan sosial).</p>

Highlights

  • The purpose of this study is to describe the role of community as a development communicator of environment care

  • The results showed that with the buttom up approach, the role of the community in the development process can be maximized, seeing some of the advantages of development communicators from the local community more than communicators from outside the local community, then one of the most effective ways to build awareness of environmental care is to maximize the role of local communities as communicators of development

  • Bukan sebuah peran yang mudah dikarenakan kurangnya keahlian masyarakat dibidang teknis, yaitu kompetensi teknis dalam tugas spesifik dari proyek perubahan yang bersangkutan, kemampuan administratif, yaitu persyaratan administratif yang paling dasar dan elementer, yakni kemauan untuk mengalokasikan waktu dan hubungan antar pribadi

Read more

Summary

Introduction

The purpose of this study is to describe the role of community as a development communicator of environment care. Masyarakat yang berada dalam leingkungan kumuh cenderung memiliki kategori yang sama, mereka merasa tidak punya cukup banyak waktu untuk terlibat dalam proses menjaga lingkungan. Bahwa perilaku tersebut menjadi hambatan bagi proses pembangunan tentu benar, dan menghadapi masyarakat dengan kategori seperti itu, diperlukan sebuah cara dan pendekatan yang tidak biasa karena pendekatan yang biasa akan sulit untuk merubah karakter dan kesadaran masyarakat.

Objectives
Results
Conclusion
Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call