Abstract

Teknik perbanyakan secara in vitro atau kultur jaringan mulai diaplikasikan untuk perbanyakan kelapa sawit, yang mana terbukti dapat menghasilkan tanaman kelapa sawit dalam jumlah banyak dengan waktu yang relatif lebih singkat. Kendala utama saat fase inisiasi tanaman yaitu pencokelatan (browning) yang menyebabkan gangguan fisiologis tanaman sehingga terjadi kematian pada eksplan in vitro. Senyawa antioksidan merupakan senyawa yang dapat menghambat pencokelatan. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mencegah kemunculan browning pada kultur in vitro, namun setiap komoditas yang diuji memiliki senyawa antioksidan yang beragam untuk mendapatkan antioksidan terbaik yang dapat menghambat browning. Penelitian ini bertujuan untuk mendapat senyawa antioksidan terbaik untuk menghambat bahkan meniadakan terjadinya browning pada fase inisiasi kelapa sawit in vitro. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) non faktorial yaitu perlakuan zat antioksidan menggunakan tiga jenis zat antioksidan yaitu arang aktif (2.5 gL-1), Polyvinylpyrrolidone (PVP) (2.5 gL-1), dan asam akorbat 100 mgL-1). Data analisis ragam diuji lanjut menggunakan Duncan Multiple Range Test (DMRT) untuk data yang berbeda nyata pada taraf 5% dengan software STAR (Statistical Tool for Agriculture Research). Hasil penelitian menunjukkan antioksidan terbaik untuk menekan munculnya waktu browning dan intensitas browning adalah PVP sebesar 2.5 gL-1 pada tanaman kelapa sawit in vitro.

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call