Abstract

Perbanyakan kelapa sawit melalui teknik kultur jaringan diawali dengan proses sterilisasi eksplan. Sterilisasi merupakan tahapan yang krusial karena menentukan jumlah produksi tanaman kultur yang bebas mikroba. Konsentrasi dan durasi paparan sterilan harus ditentukan secara empiris agar diperoleh prosedur sterilisasi eksplan yang efektif namun tidak menyebabkan kematian eksplan. Penelitian ini bertujuan memperoleh protokol sterilisasi yang tepat untuk eksplan daun muda kelapa sawit menggunakan sterilan tunggal. Dua jenis sterilan yakni alkohol dan sodium hipoklorit pada konsentrasi dan durasi paparan tertentu digunakan dalam perlakuan sterilisasi. Perlakuan alkohol yang diberikan tidak menunjukkan perbedaan tingkat kontaminasi, browning, dan respon pertumbuhan eksplan yang signifikan melalui uji sidik ragam (ANOVA), begitupun perlakuan dengan sodium hipoklorit (NaOCl). Perlakuan terbaik ditunjukkan pada perlakuan alkohol 70% dengan durasi paparan selama 5 menit dan sodium hipoklorit 10% selama 10 menit. Perlakuan tersebut cukup efektif menekan kontaminasi eksplan dengan persentase eksplan yang mengalami browning paling rendah, serta respon pertumbuhan berupa pembengkakan jaringan paling baik. Alkohol dengan konsentrasi tinggi yaitu 80% dan 90% menyebabkan kematian jaringan, sedangkan penggunaan sodium hipoklorit dalam konsentrasi tinggi meningkatkan risiko eksplan browning. Jenis kontaminasi yang ditemukan dalam kultur adalah bakteri dan jamur. Dominasi kontaminan bakteri ditemukan pada perlakukan alkohol, sedangkan pada perlakuan sodium hipoklorit kontaminasi didominasi oleh jamur.

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call