Abstract

Regrouping lahan merupakan upaya peningkatan produktivitas melalui pengelompokkan lahan. Penentuan lokasi penelitian dilakukan dengan metode purposive sampling di lima wilayah binaan Pabrik Gula Gempolkrep. Uji-t digunakan untuk membandingkan pendapatan antara petani regrouping lahan dan petani non-regrouping. Komponen pembanding yaitu: 1) biaya saprodi; 2) biaya tenaga kerja; 3) penerimaan gula; 4) penerimaan tetes; 5) total penerimaan; dan 6) total pendapatan. Memperkuat hasil digunakan analisis regresi linier berganda dan analisis kelayakan usahatani (RC ratio dan BEP). Variabel yang digunakan, meliputi: X1) upah tenaga kerja; X2) nilai sewa lahan; X3) harga benih; X4) harga phonska; X5) harga ZA; X6) harga amegrass; X7) harga sidamin; X8) fix input yang berupa luas lahan dan XD) Dummy (regrouping dan non-regrouping). Hasil uji-t menunjukkan terjadi beda nyata pada biaya tenaga kerja. Sementara komponen lainnya tidak menunjukkan beda nyata. Analisis regresi linier berganda menunjukkan nilai koefisien regresi yang positif, namun berdasarkan nilai signifikasi, dampak regrouping lahan tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan petani. Berdasarkan hasil analisis, hanya variabel sewa lahan (X2) yang dinyatakan signifikan pada tingkat kepercayaan 99%. Peningkatan biaya sewa lahan bisa di akibatkan dari perluasan lahan yang berimplikasi pada produksi tebu dan pendapatan petani. Sementara pada hasil analisis kelayakan dengan RC ratio dan BEP, menunjukkan tidak terjadi beda nyata antara regrouping dan non – regrouping. Regrouping lahan di Pabrik Gula Gempolkrep belum berhasil untuk dilakukan karena minimnya luasan lahan yang tersedia. Namun usaha regrouping telah berhasil dilakukan di beberapa pabrik gula swasta di Indonesia, seperti PT MSM, PT SMS, PT TBLA (Sugar Group), dan PT GMP

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call