Abstract

Emfisema merupakan bagian dari penyakit paru obstruktif kronik, dimana prevalensinya cenderung meningkat di Indonesia. Salah satu faktor pencetus utama emfisema adalah merokok. Laki-laki yang usianya diatas 60 tahun merupakan populasi yang paling rentan terkena emfisema. Untuk menjaga kualitas hidup pasien, maka diperlukannya kepatuhan minum obat untuk memberikan outcome yang baik bagi pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah pengaruh kepatuhan minum obat dengan outcome pasien emfisema yang menjalani pengobatan secara rawat jalan di Rumah Sakit Wava Husada Malang. Metode yang digunakan berupa deskriptif kuantitatif dengan pendekatan secara cross-sectional, menggunakan kuesioner MMAS-8 dan data rekam medis guna untuk menggumpulkan data. Hasil dari penelitian ini terdapat 80 responden yang dijadikan sebagai ukuran sampel penelitian. Berdasarkan pengelompokan gender, penelitian menemukan 47 responden (58,75%) adalah laki-laki. Terdapat 34 reponden (42,50%) berusia diatas 70 tahun. Pada obat-obatan yang digunakan diperoleh 79 resep (23,80%) mendapatkan obat salbutamol, paling banyak obat diberikan secara peroral (81,80%), serta diberikan secara kombinasi (98,75%) dari 80 responden ada 63 responden (78,75%) yang patuh terhadap pengobatan dan terdapat 57 responden yang tidak mengalami sesak (71,25%). Hasil uji binomial test menunjukkan nilai sebesar 0,000. Penelitian ini pengaruh antara kepatuhan minum obat terhadap outcome pasien emfisema di Rumah Sakit Wava Husada Malang.
  
 Kata kunci: emfisema, outcome, kepatuhan

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call