Abstract
Companies manage its capital structure in order to provide benefits to the company so as to encourage management to manage the capital structure so that the composition of debt or equity can be adjusted with the aim of management in selecting the composition. This research focuses on the pecking order theory by taking a sample of 33 property, real estate, and building construction companies listed on the Indonesia Stock Exchange with the observation year 2015 to 2017. The purpose of this study is to see if there is consistency of research, as well as the previous studies to answer the research gap of extended pecking order theory model to see the effects of internal funding deficit and the debt ratio to the addition of forming internal funding deficit (dividends payment, additional working capital, investment and net cash flow) for additional debt ratio that can be used as a factor affecting changes in capital structure. The final results in this study support the hypothesis that the entire internal funding deficit has a positive effect on additional debt ratio. Dividend payments, additional working capital, net cash flow, and investment have a positive effect. So the company can be said to support the pecking order theory. Keywords—: capital structure; pecking order theory; internal funding deficit; dividend payments; additional working capital.
Highlights
Perusahaan dalam menjalankan operasionalnya memerlukan adanya pendanaan
so that the composition of debt or equity can be adjusted with the aim of management
This research focuses on the pecking order theory by taking a sample
Summary
Perusahaan dalam menjalankan operasionalnya memerlukan adanya pendanaan. Pendanaan ini diperlukan oleh perusahaan tidak hanya untuk menjalankan operasional rutin tetapi juga bertujuan untuk menambah pangsa pasar atau bahkan untuk mendukung strategi perusahaan demi menjaga keberlangsungan perusahaan. Pendanaan ini dapat dilakukan baik dengan menambah modal sendiri atau bahkan menambah hutang dari pihak lain. Berbeda dengan teori pecking order yang lebih mengutamakan adanya urutan atau pecking order untuk melakukan penambahan pendanaan jika perusahaan mengalami defisit atau dana yang dimilikinya berkurang. Di Indonesia masih sedikit penelitian yang menguji pecking order theory dengan menggunakan sampel perusahaan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan memakai variabel defisit pendanaan internal. Oleh karena itu penelitian ini ingin memfokuskan pada pengujian pecking order theory dan mengkaitkannya dengan perubahan struktur modal yaitu perubahan rasio hutang terhadap modal dan pada akhirnya penelitian ini berupaya untuk melihat hubungan yang signifikan dari perubahan struktur modal yang diwakili oleh kenaikan rasio hutang dengan defisit pendanaan internal sehingga dapat dijadikan bukti pendukung dari pecking order theory. Perusahaan yang dijadikan bahan penelitian adalah perusahaan yang memang memerlukan pendanaan yang sangat besar yaitu perusahaan bidang real estate, property, dan konstruksi yang pendanaannya dihabiskan untuk investasi pada aset tetap atau modal kerja
Talk to us
Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have
More From: JURNAL EKOMAKS : Jurnal Ilmu Ekonomi, Manajemen, dan Akuntansi
Disclaimer: All third-party content on this website/platform is and will remain the property of their respective owners and is provided on "as is" basis without any warranties, express or implied. Use of third-party content does not indicate any affiliation, sponsorship with or endorsement by them. Any references to third-party content is to identify the corresponding services and shall be considered fair use under The CopyrightLaw.