Abstract

Pertumbuhan dan perkembangan tanaman bergantung pada pengaruh kondisi lingkungan (termasuk di dalamnya suhu udara). Pengaruh kondisi lingkungan terhadap periode fase-fase perkembangan tanaman dikenal dengan istilah fenologi. Konsep umum yang digunakan untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap kondisi fenologi secara kuantitatif adalah thermal units. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati karakter fenologi perkembangan tandan buah segar pada delapan varietas yang dirilis Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) berdasarkan konsep thermal units. Penelitian ini juga membahas implikasi dari karakteristik masing-masing varietas terhadap pemilihan varietas kelapa sawit spesifik lokasi agroklimat. Penelitian dilakukan di Demonstrasi Plot (Demplot) Varietas Kebun Benih Adolina PT Perkebunan Nusantara IV, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara dengan ketinggian 10 mdpl pada 11 September 2014 – 30 Juni 2018. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemunculan daun pertama hingga tandan siap dipanen pada varietas DxP Avros, DyP Dumpy, DxP LaMe, DxP Langkat, DxP PPKS 540, DxP PPKS 718, DxP Simalungun serta DxP Yangambi memerlukan jumlah thermal units (oC hari) dan durasi (hari) berturut-turut adalah 5.785 dan 457; 5.756 dan 454; 6.050 dan 476; 5.903 dan 467; 5.775 dan 452; 6.164 dan 484; 6.105 dan 478; serta 6.084 dan 479. Varietas DxP PPKS 540 cenderung lebih sesuai untuk digunakan pada wilayah dengan kondisi suhu rata-rata harian yang rendah (18-23oC). Pada wilayah dengan suhu rata-rata 24-32oC, semua varietas kelapa sawit yang dirilis PPKS akan dapat tumbuh dengan optimal. Sementara itu, khusus untuk wilayah dengan suhu rata-rata 30-32oC, sebaiknya dipilih varietas yang memiliki potensi jumlah tandan yang lebih banyak seperti DxP Avros, DxP LaMe, DxP Langkat, DxP PPKS 540, DxP Simalungun dan DxP Yangambi.

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call