Abstract

Produktivitas yang optimal perlu ditunjang dengan ketersediaan mesin yang selalu siap berpoduksi. Kondisi yang perlu dijaga adalah jangan sampai mesin sering berhenti karena terjadi kerusakan dan menyebabkan kontinuitas produksi terhambat. Tingkat ketersediaan mesin (availability) menurut Japan Institute of Plant Maintenance (JIPM) dikatakan ideal bila sudah melebihi 90%. Di PT. ATMI Solo, sebanyak 23,8% dari 21 mesin CNC masih memiliki persentase availability dibawah 90%, yaitu mesin punching Salvagnini S4 (69%), mesin frais Starrag CF100 (79%), mesin bending Trubend 3180 (82%), mesin frais YCM TV 158B (82%), dan mesin punching Trumatic TC 200 R (89%). Faktor utama rendahnya ketersediaan mesin di PT. ATMI Solo adalah tingginya downtime mesin karena terjadi kerusakan. Karena itu perlu dilakukan penerapan Total Productive Maintenance (TPM) untuk mengoptimalkan ketersediaan mesin tersebut. Penerapan TPM yang dilakukan adalah Training and Education, Autonomous Maintenance, Planned Maintenance, dan TPM in Administration (TPM dalam Administrasi) terutama pada bagian Logistik spare part. Penerapan TPM tersebut berhasil menaikkan persentase availability diatas 90% (berdasarkan data Laporan Harian Umum Maintenance tahun 2022) yaitu mesin punching Salvagnini S4 (94,13%), mesin frais Starrag CF100 (96,36%), mesin bending Trubend 3180 (99,70%), mesin frais YCM TV 158B (99,97%), dan mesin punching Trumatic TC 200 R (99,88%).

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call