Abstract

Rendahnya rasio kewirausahaan di Indonesia akibat beberapa masalah krusial seperti akses permodalan yang sulit, rendahnya pengetahuan mengenai wirausaha, kurangnya inovasi, serta stigma masyarakat yang cenderung berminat menjadi karyawan. Permasalahan serupa juga terjadi di lingkungan masyarakat Kabupaten Ogan Ilir, salah satunya di Desa Ulak Banding. Masyarakat Ulak Banding tidak memiliki akses pasar sendiri sehingga pengetahuan tentang perdagangan dan kewirausahaan masih terbilang rendah. Oleh karena itu, Tim Pengabdian Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya akan melakukan pelatihan pemberdayaan kewirausahaan bagi masyarakat non-produktif dengan memanfaatkan peluang usaha kuliner khas Sumatera Selatan menggunakan sumber daya alam perikanan sebagai salah satu pendamping dari pertanian yaitu pempek yang berprotein tinggi. Mayoritas mata pencarian utama masyarakat Desa Ulak Banding sebagai petani dan nelayan. Dengan demikian, peluang ini dapat memberikan kemudahan proses pembuatan, bahan mentah dan biaya yang rendah. Model kegiatan pemberdayaan masyarakat Desa Ulak Banding dalam kegiatan ini adalah pelatihan keilmuan wirausaha yang memberikan nilai tambah bagi masyarakat serta penginisiasian kewirausahaan dengan ceramah, diskusi serta experimental learning diiringi pendampingan dengan pendekatan partisipatif di mana melibatkan peran masyarakat secara langsung dalam berbagai proses pelaksanaan kegiatan. Kegiatan ini mendapat respon positif dari masyarakat. Kegiatan ini diharapkan dapat membentuk usaha rumah tangga agar kegiatan ekonomi di Desa Ulak Banding menjadi lebih aktif.
 Kata kunci: pemberdayaan masyarakat, kewirausahaan, usaha kuliner, pertumbuhan ekonomi
 ABSTRACT
 The low ratio of entrepreneurship in Indonesia is due to several crucial problems such as difficult access to capital, low knowledge about entrepreneurship, lack of innovation, and the stigma of people who tend to be interested in becoming employees. Similar problems are also rife in the community of Ogan Ilir Regency, one of which is in Ulak Banding Village. The Ulak Banding community whose main livelihood is as farmers, do not have their own market access so that their knowledge about trade and entrepreneurship is still relatively low. The local government also did not make efforts to establish people's businesses or household businesses. Therefore, we will conduct entrepreneurship empowerment training for non-productive communities by taking advantage of culinary business opportunities typical of South Sumatra using fishery natural resources as one of the companions of agriculture, namely Pempek lenjer and high protein egg pempek. Because of the ease of the manufacturing process, raw materials and low costs. The model of community empowerment activities in Ulak Banding Village in this activity is entrepreneurship scientific training that provides added value to the community as well as initiating entrepreneurship with lectures, discussions and experiential learning accompanied by assistance with a participatory approach which involves the role of the community directly in various process implementation activities. This activity received a positive response from the community. It is hoped that this activity can form a household business so that economic activities in Ulak Banding Village become more active.
 Keywords: community empowerment, entrepreneurship, culinary business, economic growth

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call