Abstract

Intensifikasi pemupukan yang berimbang merupakan salah satu cara untuk meningkatkan mutu bawang merah dan produksi guna memenuhi permintaan pasar. Guna mencapai hasil panen yang optimal, ketersediaan fosfor (P) tanah harus berada di atas tingkat kritis. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan batas kritis hara P dan menentukan pengekstrak terbaik di antara Bray 1, Olsen, Mehlich I, dan HCl 25% serta mengevaluasi pengaruh pemupukan P terhadap pertumbuhan tanaman bawang merah di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Penentuan batas kritis P di tanah dilakukan dengan mengekstrak P tanah dari 16 lokasi yang tersebar di Kabupaten Brebes. Pemupukan P dilakukan dengan pemberian larutan KH2PO4 sebanyak 0, ½X, X, dan 2X dimana X adalah dosis pupuk P anjuran dalam bentuk P2O5sebesar 120 kg ha-1. Tanaman dipanen biomasanya berumur enam minggu setelah tanam. Batas kritis P tanah ditetapkan menggunakan metode Cate dan Nelson. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap ekstraksi P memiliki nilai koefisien korelasi berbeda yang dipengaruhi oleh pengekstraknya. Koefisien korelasi antara kandungan hara P tanah yang diekstrak menggunakan metode Bray 1, Olsen, Mehlich I, dan HCl 25% dengan bobot kering tanaman berturut-turut adalah 0,630, 0,341, 0,821, dan -0.089. Nilai korelasi untuk metode Bray 1 dan Mehlich 1 dengan bobot kering tanaman secara statistik berturut-turut nyata dan sangat nyata. Batas kritis kandungan P tanah untuk mencapai 90% produksi relatif bawang merah di kabupaten Brebes tersebut berdasarkan metode Bray 1 dan Mehlich 1 yaitu 40 ppm P. Pengekstrak P tanah di Brebes yang paling baik adalah Mehlich 1. Pemupukan disarankan pada tanah-tanah dengan kadar P tanah kurang atau sama dengan 40 ppm P.

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call