PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF KRITIS-EMANSIPATORIS (Telaah terhadap Kurikulum dan Metode Pembelajaran)

Yumidiana Tya Nugraheni,Agus Firmansyah

doi:10.54090/mu.8

Abstract

The modern era is a time of development of the positivism philosophy. Modern world life is based on the paradigm of positivism thinking. The paradigm of positivism thinking believes that all science is mathematical which is characterized by objective, measurable, scientific, rational and universal thinking patterns. These four ways of thinking have brought modern civilization to the triumph of science. On the other side, a civilization based on the modern paradigm experiences various kinds of humanitarian problems. The paradigm of modern thinking is not suitable when it is associated with social problems including the education. Jurgen habermas, a Frankfurt school figure, offers solutions to overcome social problems that cannot be overcome by modern paradigms. Habermas developed a critical theory that had been put forward by the previous generation of Frankfrut figures. The theory he offered was a critical theory of emancipation and a theory of communicative action. Emancipatory critical theory and communicative action theory are able to answer problems in the world of education that cannot be answered by the positivistic thinking paradigm.

Highlights

Era kompetisi global yang memiliki ciri-ciri terbukanya akses informasi dan perdagangan bebas merupakan keniscayaan dalam dunia modern
Modern world life is based on the paradigm of positivism thinking
The paradigm of positivism thinking believes that all science is mathematical which is characterized by objective, measurable, scientific, rational and universal thinking patterns

Summary

Riwayat Hidup Jurgen Habermas

Kota Dusseldorf Jerman merupakan kota kelahiran Jurgen Habermas pada 18 Juni tahun 1929 dan dibesarkan di kota Gumersbach, kota kecil dekat Dusseldorf. Di usia 27 tahun, yaitu pada tahun 1956, Habermas mengajar di Institut Penelitian Sosial di Frankfurt yang telah berdiri sejak tahun 1923. Habermas adalah asisten Adorno yang mengajar filsafat dan sosiologi. Dari Adorno dan institut ini Habermas banyak belajar tentang sosiologi dan pemikiran marxisme.[129]. Jabatan sebagai Profesor Sosiologi dan Filsafat Universitas Frankfrut diraih Habermas pada tahun 1964. Selan kesibukan di University of Frankfrut,Habermas juga menjadi Profesor di bidang filsafat di Heidelberg Univerity pada 1961-1964. Pada tahun 1970, Habemas mengundurkan diri dari Universitas Frankfrut dan menerima tawaran bergabung dengan Institut Max Planck, Starnbeg yang konsen melakukan penelitian terhadap kondisi kehidupan dunia ilmiah-teknis. 10 tahun setelah pengunduran dirinya, Habermas mulai kembali karirnya di Institut Max Planck, yang pada akhirnya institut pebelitian tersebut dibubarkan pada tahun. Selanjutnya, Habermas kembali ke Frankfrut sebagai seorang Filsafat dan Sosiologi. Filsafat Barat Kontemporer Inggris-Jerman (Jakarta: Gramedia,2002), hal. 236 129 Bertens, Filsafat..., hal. 236 130 Mukhrizal Arif, Pendidikan Postmodernisme (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014), hal. 26

Setting Sosial Jurgen Habermas

Metode pembelajaran