Abstract

From this research, it was found that ecological crises, especially soil and water, can be prevented by providing space for soil and water to "breathe or rest for a while" and interpreting the word rest with postulates of the consequences that can be caused. The Mamasan people understanding of the ma’pebulam tradition can be interpreted in a new understanding as God's way of playing the role of man in His care and resting His ecological creation through a mandate for humans as empowerment partners. From this research, it was found that ecological crisis that occurs to land and water can be prevented by providing an understanding that land and water must be given enough rest time for them to renew themselves, followed by a description of the consequences as a complement so that there is full attention to it. The ma’pebulam tradition emphasizes the importance of mystical matters that build community beliefs with consequences if they are not followed and the land sabbath as a 'commandment of God', followed by implications if it is not obeyed. The assertion of 'consequences' will allow space for mindfulness of the need for the land and water to 'breathe' or rest. Penelitian ini bertujuan memberikan sumbangsi dalam menciptakan keadilan ekologi dalam hal penanganan krisis tanah dan air, serta memberikan pemahaman baru terhadap masyarakat Mamasa mengenai tradisi ma’ pebulam. Metode penelitian yang digunakan adalah model teologi kontekstual yakni sintesis yang diperkenalkan oleh Stephen B. Bevans. Metode ini dilakukan dengan cara, penyusunan kembali elemen-elemen, penekanan pada kesamaan, atau bahkan penciptaan kerangka kerja teologis yang baru yang mencangkup bagian yang didialogkan tersebut. Dari penelitian ini ditemukan bahwa Krisis ekologis yang terjadi terhadap tanah dan air dapat dicegah dengan memberikan pemahaman bahwa tanah dan air harus diberikan waktu istirahat yang cukup baginya untuk memperbaharui “diri” namun diikuti dengan pemaparan akibat yang ditimbulkan sebagai pelengkap agar ada perhatian penuh terhadap hal tersebut. Tradisi ma’pebulam menegaskan betapa pentingnya hal-hal mistik yang membangun kepercayaan masyarakat dengan akibat jika tidak mengikutinya serta sabat tanah sebagai perintah Tuhan, yang juga diikuti akibat Ketika hal itu tidak dipatuhi. Penyataan akibat akan memberikan ruang untuk perhatian penuh bagi perlunya tanah dan air “bernapas sejenak” atau beristirahat.

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call