Abstract

Pembelajaran bahasa Indonesia harus mengajarkan keterampilan abad 21, khususnya kritis-kreatif. Hal ini bertujuan agar siswa dapat bertahan dan sukses di abad 21. Oleh karena itu, guru harus menguasai kompetensi pengembangan pembelajaran bahasa Indonesia untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis-kreatif siswa. Blended learning dipilih sebagai pendekatan dalam mencapai tujuan pembelajaran berpikir kritis-kreatif. Dengan blended learning, diharapkan diperoleh berbagai keunggulan yang digabungkan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Mitra kegiatan pengabdian kepada masyarakat adalah guru-guru MGMP Bahasa Indonesia Kota Malang. Kegiatan dilaksanakan pada Selasa, 27 Oktober 2020 di Ruang Senat, Graha Rektorat Lantai 9 Universitas Negeri Malang. Materi yang disampaikan adalah kompetensi guru berbasis TPACK hingga model pembelajaran berpikir kritis-kreatif. Hasilnya guru-guru dapat merancang pembelajaran untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis-kreatif siswa melalui Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dikumpulkan secara daring.

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call