Abstract

Pembinaan anak putus sekolah di SMP Terbuka Kota Banjarmasin yang meliputi; Pertama: Memberikan keterampilan berupa: Kriya Tekstil dalam bentuk; membuat kain sasirangan dan menjahit. Keterampilan pemanfaatan pengggunaan benda benda bekas seperti kaleng, botol dan benda bekas lainya dalam bentuk tempat bunga, hiasan dinding, dan hiasan kunci serta pernak pernik hiasan lainya. Keterampilan tata boga dalam bentuk membuat wadai tradisonal dalam bentuk; cara mangamir roti dan ontok, cincin, pais pisang dan waluh, gaguduh, babungku, wajik dan sebagainya. Keterampilan Informatika dalam bentuk; mengetik dalam program word dan exel. Kedua: Mengenalkan dan menanamkan nilai-nilai keagamaan dalam bentuk; mengajarkan pendidikan agama setiap satu kali dalam seminggu pada kegiatan intrakurikuler, Ketiga: mengajarkan praktik wudhu, shalat dan tayamum, melatih dan membiasakan shalat berjama’ah waktu Ashar, membaca syair al Habsyi dan membiasakan memperingati hari-hari besar Islam seperti; Maulid Nabi, tahun baru Islam serta Isra Mi’raj. Keempat; Memberikan pendidikan baik umum maupun agama yang meliputi seluruh materi pelajaran yang tertera pada kurikulum intrakurikuler yang terdiri dari: Kriya Tekstil, PAI, Biologi, Bhs.Indo, Pkn, Bhs. Inggris, Seni Budaya, Fisika, Bhs. Inggris, Seni Budaya, Fisika, Sejarah, Geo & Sos, Ekonomi, Moluk serta SBTA. Faktor-faktor yang mendukung atau menghambat anak putus sekolah yang meliputi: Pertama, Latar belakang keluarga; ada keluarga yang menyadari pentingnya pendidikan bagi anak dan sebagian keluarga yang belum menyadari pentingnya pendidikan wajib belajar 9 tahun bagi anaknya di SMP Terbuka Kota Banjarmasin. Kedua:Faktor ekonomi: semua anak yang ada di SMP Terbuka Kota Banjarmasin berlatar belakang keluarga tidak mampu yang menyebabkan mereka tidak dapat sekolah secara reguler di SMP pada waktu pagi hari. Ketiga, Faktor lingkungan; Semua anak yang ada di SMP Terbuka Kota Banjarmasin berada pada lingkungan tempat tinggal yang kurang mendukung terhadap kesadaran wajib belajar 9 tahun yakni lingkungan buruh pasar dan kerja serabutan serta buruh bangunan, disamping itu anak masih berada pada lingkungan anak yang masih banyak putus sekolah dan tidak bersekolah lagi. Sementara faktor lingkungan sekolah merupakan faktor yang sangat mendukung yakni dengan gurunya yang berkompeten serta prasarana yang memadai yakni standar SMP reguler.

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call