Abstract
This research aims to explain the observation result of social media Twitter utilization on programmatic politics campaign in each candidate pairs as the winning attempt on 2020 regional head election in Depok City. Two candidate pairs are contesting on 2020 regional head election in Depok City. The number 1 candidate pair is Pradi Supriatna and Afifah Alia, carried by The Coalition of Depok Rises. Meanwhile, candidate pair number 2 is Mohammad Idris and Imam Budi Hartono, carried by the Coalition of the Ordered, Fair, and Prosperous. This research is qualitative research on a campaign about the campaign activities which viewed through the programmatic politics campaign of each candidate pair's Twitter account. The data collection technique in this research uses Social Network Analysis (SNA) on Twitter accounts that represent each candidate pair. Those accounts are such as @pradi_afifah and @idrisimam2020. This research also integrates Andreas Jungherr’s perception of social media function on the campaign and Bardhan & Mookherjee’s perception of programmatic politics. Both perceptions intended to look social media function on doing programmatic politics campaign each candidate pairs. The findings of this research are that each candidate pairs enable social media Twitter as a programmatic politics campaign that offers the policy of various problems in Depok City.
Highlights
Peraturan Komisi Pemilihan Umum NomorPembahasan mengenai bentuk kampanye politik menggunakan media sosial dibahas oleh beberapa pandangan sebelumnya
This research aims to explain the observation result of social media Twitter utilization on programmatic politics campaign in each candidate pairs as the winning attempt on 2020 regional head election in Depok City
Pradi-Afifah melalui akun @pradi_afifah di Twitter memiliki tiga preferensi isu kampanye politik programatik diantaranya kesehatan (18%), ekonomi (17%), dan infrastruktur (16%)
Summary
Pembahasan mengenai bentuk kampanye politik menggunakan media sosial dibahas oleh beberapa pandangan sebelumnya. Secara tidak langsung pandangan ini menjelaskan bahwa kampanye yang dilakukan di media sosial juga dapat mempengaruhi pada bentuk partisipasi secara riil yang ditunjang dengan aktivitas politik organisasi kampanye setiap kandidat. Seiring dengan penggunaan media sosial dalam kontestasi pemilihan umum dan pemilihan kepala daerah, penelitian ini mencoba melengkapi beberapa pandangan diatas mengenai penggunaan media sosial dalam kampanye politik terutama dengan melihat narasi kampanye politik secara programatik sebagai bentuk upaya pemenangan dari masing-masing pasangan calon. Sebagaimana fungsi kampanye di media sosial yang menjelaskan adanya proses simbolik dengan menggunakan retorika tertentu dalam menarik dukungan dari publik di dunia digital, maka penulis mencoba melihat narasi yang dijadikan sebagai simbol baik itu berupa tagar yang menjadi ajakan untuk memilih pasangan calon melalui media sosial Twitter. Pada bagian pembahasan ini penulis menjelaskan lebih lanjut mengenai temuan yang berkaitan dengan fungsi media sosial dalam kampanye programatik oleh setiap pasangan calon. Pada grafik 2 didapati bahwa aktivitas akun @idrisimam2020 belum pernah mencapai 100 aktivitas sebagaimana dengan akun @pradi_afifah sebelumnya
Talk to us
Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have
Disclaimer: All third-party content on this website/platform is and will remain the property of their respective owners and is provided on "as is" basis without any warranties, express or implied. Use of third-party content does not indicate any affiliation, sponsorship with or endorsement by them. Any references to third-party content is to identify the corresponding services and shall be considered fair use under The CopyrightLaw.