Abstract

Jumlah penduduk yang semakin meningkat dapat menyebabkan kerusakan respon hidrologi dan degradasi lahan. Dalam kurun waktu 10 tahun terjadi peningkatan penduduk sebesar 0,96% di wilayah Sub DAS Biyonga. Penelitian ini menganalisis data penginderaan jauh untuk memperoleh informasi perubahan penggunaan dan tutupan lahan dengan uji akurasi menggunakan Google Earth di Sub DAS Biyonga. Penelitian menggunakan citra Landsat 8 OLI/TIRS untuk tahun 2015 dan 2020, citra Landsat 7 ETM untuk tahun 2010. Penggunaan lahan yang teridentifikasi berdasarkan analisis citra menggunakan metode Maximum Likelihood terdiri dari 8 kategori berdasarkan SNI 7645-1-2014 yaitu hutan lahan tinggi primer kerapatan tinggi, hutan lahan rendah primer kerapatan sedang, ladang, sawah, bangunan permukiman, lahan terbuka diusahakan, semak/belukar dan danau. Selanjutnya klasifikasi penggunaan lahan di uji akurasi, di mana titik sampel acak sebanyak 103 titik dikonversi ke Keyhole Markup Language (KML) dan dianalisa menggunakan Google Earth. Hasil penelitian menunjukkan interpretasi citra dilakukan dengan sangat baik seperti ditunjukkan pada akurasi keseluruhan tahun 2010, 2015 dan 2020 sebesar 88,34%, 87,40% dan 85,40%. Akurasi kappa tahun 2010, 2015 dan 2020 sebesar 85,70%, 84,50% dan 82,43%. Berdasarkan kategori kesesuaian akurasi hasil uji masuk kriteria hampir sempurna dan menandakan persentasi dari data yang reliable mencapai 80-100% dengan citra Google Earth. Hasil analisis perubahan penggunaan lahan di Sub DAS Biyonga periode 2010-2020 menunjukkan perubahan yang signifikan. Ladang, lahan terbuka diusahakan, dan hutan lahan rendah primer kerapatan sedang memiliki peningkatan luas masing-masing 10,68%, 6,11% dan 4,18%. Adapun hutan lahan tinggi primer kerapatan tinggi, sawah dan danau mengalami penurunan luas masing-masing 27,69%, 1,19% dan 1,18%.

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call