Abstract

Subak is one of the Balinese cultural heritages, which has been assigned as one of World Cultural Heritage sites by UNESCO. Participation and empowering for local community is very important to occur equalization welfare and suistainable tourism ongoing on Subak Lodtunduh development as a tourist attraction. This research is very important for analyzing the local community participation to tourist attraction development in Subak Lodtunduh focused on development position of Subak Lodtunduh and their local community participation in various aspects. In this research methods used is qualitative research method. Qualitative method is used to reveal the form of local community participation. Qualitative and quantitative data in this research derived from primary and secondary data. Those collected by observation and literature review technique. Primary data explored by indepth interview to several informants that determined by purpossive sampling, then data annalyzed qualitatively to be explained in descriptive method. The result of this research is the form of community participation is limited to external parties such as the opinion by Tosun (1999). There are no real forms of the draft plan or detailed spatial Lodtunduh Subak rice cultivation to be a tourist attraction. The government's role was limited to initiate the Subak Lodtunduh to be more productive in the tourism sector in line with the agricultural sector that has been cultivated local communities Lodtunduh Subak communities.
 
 Keywords: Community Participation, Subak Lodtunduh, Tourist Attraction

Highlights

  • Warisan Budaya Dunia pada 29 Juni 2012 dengan label Cultural Landscape of Bali Province: the Subak System as a Manifestation of the Tri Hita Karana Philosophy (Lanskap budaya Bali: Sistem Subak sebagai Manifestasi Filosofi Tri Hita Karana)

  • This research is very important for analyzing the local community participation to tourist attraction development

  • in Subak Lodtunduh focused on development position of Subak Lodtunduh

Read more

Summary

PENDAHULUAN

Warisan Budaya Dunia pada 29 Juni 2012 dengan label Cultural Landscape of Bali Province: the Subak System as a Manifestation of the Tri Hita Karana Philosophy (Lanskap budaya Bali: Sistem Subak sebagai Manifestasi Filosofi Tri Hita Karana). Penetapan subak sebagai Warisan Budaya Dunia (WBD) menjadi kebanggaan masyarakat Bali khususnya, dan masyarakat Indonesia pada umumnya (Kemendikbud, 2013:7; Windia dan Wiguna, 2013:205). Lebih lanjut Windia dan Wiguna (2013:32) mengatakan subak yang diperkirakan lahir pada abad ke-11 merupakan sebuah warisan masyarakat Bali yang memiliki nilai budaya yang sangat luar biasa. Maka idealnya ada solusi yang dapat mensinergiskan pembangunan pariwisata dan pertanian, terlebih pada subak yang masuk dalam kawasan WBD Provinsi Bali. Partisipasi masyarakat dipandang sebagai suatu istilah yang dapat dibagi menjadi beberapa kategori, dimana berbagai kelompok yang berkepentingan ikut berpartisipasi dalam pembangunan pariwisata yang disesuaikan dengan kemampuan kelompok itu sendiri (Tosun, 2006). Sangat menarik untuk menggali bagaimana partisipasi yang dilakukan oleh masyarakat lokal dalam mengembangkan Subak Lodtunduh sebagai daya tarik wisata di Desa Singakerta, Kecamatan Ubud, Gianyar

TINJAUAN PUSTAKA
METODE PENELITIAN Lokasi penelitian ini berada di Subak
HASIL DAN PEMBAHASAN
Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call