Abstract

Tulisan ini berisi mengenai model optimasi untuk menentukan tingkat produksi optimum bagi produk-produk berumur pendek atau produk katagori cepat rusak (perishable products). Pada tahun 2020 penulis telah mengembangkan model optimasi untuk menentukan tingkat produksi optimum untuk produk tunggal (single item) bagi produk katagori umur pendek atau cepat rusak (perishable products). Dalam tulisan ini penulis mengembangkan model tersebut untuk produk ganda atau multi produk (multi item). Variable biaya yang dipertimbangkan dalam model ini sama dengan model single item yaitu diantaranya, biaya produksi, biaya set-up, biaya penyimpanan dan biaya kadaluarsa (expired cost). Model yang dikembangkan berangkat dari system produksi yang menganut system produksi batch (batch production system). Pada model multi item ini semua produk menggunakan fasilitas yang sama sehingga kegiatan produksi untuk tiap item dilakukan secara bergantian dengan mengikuti ukuran batch tertentu. Model optimasi yang dikembangkan adalah untuk menentukan ukuran batch setiap item dalam tiap putaran produksi sehingga dapat meminimasi biaya total, meminimasi kelangkaan serta mengurangi penumpukan yang berakibat terhadap terjadinya kadaluarsa. Konstrain yang dipertimbangkan adalah kapasitas, demand, dan life time (umur produk). Validasi model dilakukan secara matematis dan empiris. Secara matematis dilakukan dengan menggunakan konsep turunan, sedangkan empiris menggunakan contoh kasus ril di lapangan.Penulis berharap model ini akan memberikan manfaat praktis bagi para praktisi maupun bagi kalangan akademisi khususnya mahasiswa.

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call

Disclaimer: All third-party content on this website/platform is and will remain the property of their respective owners and is provided on "as is" basis without any warranties, express or implied. Use of third-party content does not indicate any affiliation, sponsorship with or endorsement by them. Any references to third-party content is to identify the corresponding services and shall be considered fair use under The CopyrightLaw.