Abstract

Dua permalasahan mendasar saat proses pembelajaran Sejarah Indonesia di kelas XI MIPA 4 berlangsung adalah rendahnya keaktifan belajar dan kemampuan berpikir kritis peserta didik. Walaupun secara umum kondisi kelas kondusif, namun selama pembelajaran berlangsung, sangat sedikit peserta didik yang terlibat secara aktif di dalamnya. Demikian pula dengan kemampuan mereka dalam menganalisa sebuah permasalahan dan mencari solusinya. Hal inilah yang mendorong peneliti untuk menerapkan metode pembelajaran Picture and Picture with WAG Learning sebagai upaya mengatasi dua permasalahan tersebut. Tahap penelitian sendiri dilakukan dalam 3 tahap pra siklus, siklus I, dan siklus II. Data yang diperoleh selama penelitian bersumber dari 2 cara penjaringan melalui angket dan tes akhir berupa soal uraian. Berdasarkan data-data yang terkumpul tersaji data pada pra siklus yang menyebutkan rata-rata keaktifan belajar peserta didik hanya 12,49% Sedangkan skor peserta didik yang menempati posisi sangat baik dan baik hanya 5 peserta peserta didik atau14,29.%. Demikian pula data tersaji mengenai kemampuan berpikir kritis rata-ratanya hanya 46,68. Peserta didik pada level sangat baik dan baik hanya 2 peserta didik atau 5,71.%. Pada Siklus I, terjadi peningkatan keaktifan belajar peserta didik menjadi 21 atau 60%. demikian pula pada siklus II, peningkatan yang ada lebih signifikan, yaitu 23 atau 65,71%. Dalam kemampuan berpikir kritis, data yang tersaji pada tahap pra siklus adalah 2 atau 5,71%. Pada siklus I, peningkatan peserta didik menjadi 6 atau17,14.%. Sedang pada siklus II menjadi 28. Atau 80%. Berdasarkan paparan data di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan metode pembelajaran Picture and Picture with WAG Learning mampu meningkatkan keaktifan belajar dan kemampuan berpikir kritis peserta didik.

Full Text
Paper version not known

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call