Abstract

This article aims to understand the role of the Holy Spirit and Jesus in Luke's Gospel using an interpretive approach that utilizes social science. This way of understanding is called an effort to understand the text using a social approach (utilizing social sciences). This article uses a descriptive analysis method by describing research results from various primary and secondary literature sources related to the topic. The Holy Spirit in Luke's Gospel has an important role in the work of Jesus' ministry. The writer of the Gospel of Luke does pay special attention to the Holy Spirit in his writings. This article wants to examine how the position or role of the Holy Spirit and Jesus themselves in social practice uses the thoughts of Pierre Felix Bourdieu. Some important things from Bourdieu such as habitus, agency, capital, and social practice become the emphasis in this article.

Highlights

  • This article aims to understand the role of the Holy Spirit

  • secondary literature sources related to the topic

  • The Holy Spirit in Luke's Gospel has an important role in work of Jesus' ministry

Read more

Summary

Kudus tetapi memahami dari sudut pandang Bourdieu bagaimana posisi Roh

Kudus atau peran Roh Kudus dalam praktik sosial Yesus. Yesus dipahami tidak lepas dari ruang sosialnya. Teks Alkitab tidak bisa dilepaskan dari aspek sosial, antropologi, dan budaya sebab segala peristiwa yang tertulis dalam Alkitab berangkat dari konteks masyarakat tertentu. Seperti yang dikemukakan oleh Yusak Tridarmanto bahwa dalam hal ini teks Alkitab akan dibaca dengan tetap memerhatikan konteks sosial atau setting sosialnya (sitz im leben). Konteks sosial itu jika dikaji dan dihubungkan dengan cerita dalam Alkitab maka akan melahirkan suatu makna.. Pokok-pokok pikiran dari Bourdieu itu akan disinggung dalam pembahasan/diskusi yang dikaitkan dengan posisi Yesus dan Roh Kudus di tengah realitas sosial. Secara khusus dalam Injil Lukas ketokohan Yesus itu sudah mulai dinampakkan pada bagian awal kitab. Keberadaan Yesus dalam cerita – secara khusus dalam Injil Lukas – harus tetap. Jika Yesus dimengerti tanpa memerhatikan konteks sosialnya maka akan sangat sulit menjawab pertanyaan “kenapa Yesus memulai pekerjaan-Nya saat Ia berumur kira-kira tiga puluh tahun?

Kenapa tidak lebih awal?”
Kuasa Roh Kudus sebagai Modal
Tuhan yang telah membimbing bangsa
Mereka yang Didominasi

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call

Disclaimer: All third-party content on this website/platform is and will remain the property of their respective owners and is provided on "as is" basis without any warranties, express or implied. Use of third-party content does not indicate any affiliation, sponsorship with or endorsement by them. Any references to third-party content is to identify the corresponding services and shall be considered fair use under The CopyrightLaw.