Abstract

Abstract:Historical discourses often take place at academic desks and lecterns. This makes history, often seen only from an ivory tower. Along with public awareness and interest in history, historical communities emerged that presented history closer to the public outside of academic activities. In Yogyakarta, various historical communities emerged, one of the earliest, namely “Malam Museum”. The community was initiated by youths who present history by the needs of society and the latest generation. This study aims to analyze the extent to which the role of youth embodied in the “Malam Museum” historical community in the process of learning public history and instilling nationalism values. This study uses qualitative methods through interviews and questionnaire surveys conducted on members of the “Malam Museum” historical community and people who participate in community activities. In addition, participatory research was also carried out by the author by participating in activities held by the “Malam Museum” historical community. From the results of the research conducted, it was found that the activities carried out by the historical community “Malam Museum” are an alternative historical education aimed at the public with a non-academic approach. Apart from that, from the activities organized by the historical community “Malam Museum”, the participants gained a new historical understanding in understanding the values of nationalism more concretely, both from direct observations in the field and explanations presented by event speakers. This cannot be separated from the current learning strategy and is by the community, especially the younger generation.Abstrak:Diskursus sejarah seringkali berlangsung pada meja-meja dan mimbar akademik. Hal ini membuat sejarah acapkali dipandang hanya dilihat dari menara gading. Seiring dengan kesadaran dan ketertarikan masyarakat terhadap sejarah kemudian memunculkan komunitas-komunitas sejarah yang menyajikan sejarah lebih dekat ke publik di luar kegiatan akademik. Di Yogyakarta muncul berbagai komunitas sejarah, salah satu yang paling awal yakni “Malam Museum”. Komunitas tersebut diinisiasi oleh pemuda yang menyajikan sejarah sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan generasi terkini. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sejauh mana peran pemuda yang terwadahi dalam komunitas sejarah “Malam Museum” dalam proses pembelajaran sejarah publik dan penanaman nilai nasionalisme. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif melalui wawancara dan survei kuesioner yang dilakukan terhadap anggota komunitas sejarah “Malam Museum” dan masyarakat yang berpartisipasi dalam kegiatan komunitas. Selain itu, dilakukan pula penelitian partisipatoris oleh penulis dengan mengikuti kegiatan yang diadakan oleh komunitas sejarah “Malam Museum”. Dari hasil penelitian yang dilakukan ditemukan bahwa kegiatan yang dilakukan oleh komunitas sejarah “Malam Museum” menjadi salah satu pendidikan sejarah alternatif yang ditujukan kepada publik dengan pendekatan non-akademis. Selain itu, dari kegiatan yang diadakan oleh komunitas sejarah “Malam Museum”, para peserta mendapatkan pemahaman sejarah yang baru dalam memahami nilai-nilai nasionalisme secara lebih konkret, baik dari pengamatan langsung di lapangan maupun penjelasan yang dipaparkan oleh narasumber kegiatan. Hal ini tidak lepas dari strategi pembelajaran kekinian dan sesuai dengan masyarakat terutama generasi muda.

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call