Abstract

Throughout the history of the Quran, the reception of the Quranic text and hadith by humanity has continued to evolve and has not always been the same in every time and place. The response and reaction of people to the Quran vary greatly, and one of them is the practice of treating toothache using Quranic verses and a nail as a tool in the village of Tobungan, Galis District, Pamekasan Regency, Madura. This shows that the Quran is not only a routine reading for Muslims during worship, but it can also be applied for healing purposes. This study uses a descriptive qualitative method, living Quran analysis, religious psychological approach, and interview, observation, and literature techniques. The study shows that Q.S. Al-Fatihah is positioned by some of the community members in Tobungan Village, Galis District, Pamekasan Regency, Madura as a verse that has magical power and can be used as a healing tool with additional rituals and equipment, such as nails and paper. This study concludes that the Quran is not only a religious text to be read during worship, but it also has healing value. Living Quran practices such as treating toothache with Quranic verses and nails in the village of Tobungan, Galis District, Pamekasan Regency, Madura demonstrate changes in people's response and reaction to the Quran over time and place. This study provides an overview of how the value of the Quran can change and be interpreted by the community according to their context and needs. Abstrak: Dalam perjalanan sejarah Al-Qur’an, penerimaan teks Al-Quran dan hadis oleh umat manusia terus berkembang dan tidak selalu sama di setiap waktu dan tempat. Respons dan tanggapan masyarakat terhadap Al-Quran sangat beragam dan salah satunya adalah praktik pengobatan sakit gigi dengan menggunakan ayat Al-Qur’an dan media paku di Desa Tobungan Kecamata Galis Kabupaten Pamekasan Madura. Hal ini menunjukkan bahwa Al-Quran tidak hanya sebagai rutinitas bacaan umat muslim ketika beribadah, namun juga bisa diaplikasikan sebagai pengobatan. Kajian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, analisa living Qur’an, pendekatan psikologis religious, dan teknik wawancara, observasi dan pustaka. Kajian menunjukkan bahwa Q.S. Al-Fatihah oleh sebagian masyarakat Desa Tobungan Kecamatan Galis Kabupaten Pamekasan Madura diposisikan sebagai ayat yang memiliki kekuatan magis yang bisa menjadi media pengobatan dengan ritual dan perlengkapan tambahan berupa paku dan kertas. Kajian ini menyimpulkan bahwa Al-Quran tidak hanya sebagai teks keagamaan untuk dibaca dalam rutinitas ibadah, tetapi juga memiliki nilai pengobatan. Praktik living Quran seperti pengobatan sakit gigi dengan ayat Al-Quran dan media paku di Desa Tobungan Kecamata Galis Kabupaten Pamekasan Madura menunjukkan perubahan respons dan tanggapan masyarakat terhadap Al-Quran seiring waktu dan tempat. Studi ini memberikan gambaran bagaimana nilai Al-Quran bisa berubah dan diinterpretasikan oleh masyarakat sesuai dengan konteks dan kebutuhan mereka.

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call