Abstract

Abstrak: Di era digital saat ini, interaksi antar manusia dapat dilakukan secara terbuka melalui komunikasi yang dialogis dan partisipatif. Realitas yang ada, tidak semuanya individu memiliki pemahaman dan kehati-hatian dalam berinteraksi di dunia maya. Ketidakpahaman tersebut dapat dikategorikan sebagai niraksasara secara digital dalam pemanfaatan media sosial. Urgensi penelitian ini ialah dilatarbelakangi adanya kasus pada asisten rumah tangga usia remaja yang menjadi korban penipuan di media sosial dikarenakan rendahnya pemahaman dan sikap kehati-hatian di dunia maya, sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengkosplorasi faktor-faktor penyebab rendahnya literasi digital dan menganalisis Kriteria literasi digital dari aspek keterampilan kesadaran yang terdiri dari etika, melek hukum, dan menjaga diri. Paradigma penelitian ini menggunakan paradima konstruktivisme dengan pendekatan kualitatif dan jenis penelitian studi kasus. Studi kasus dipilih dikarenakan penelitian ini berfokus pada satu kasus tertentu yaitu pada asisten rumah tangga berusia remaja, sehingga penelitian ini tidak bisa digeneralisasikan. Hasil penelitian menunjukan bahwa faktor pengalaman dan jam terbang masih sangat minim dalam berinteraksi di media sosial, karena informan DA baru pertama kali menggunakan gawai. Kehati-hatian dalam berinteraksi di media sosial oleh informan DA pun masih sangat kurang karena menganggap berinteraksi sosial di media sosial dengan di dunia nyata pada saat di kampung halaman dianggap sama. Tingkatan pendidikan informan DA pun mempengaruhi kemampuan literasi digitalnya dalam bermedia sosial, hal ini terlihat pada kurangnya pemahaman terkait dengan aturan-aturan bermedia sosial dengan bijak. Dengan demikin dapat disimpulkan bahwa rendahnya pemahaman mengenai realitas sosial yang terjadi di dunia maya menyebabkan informan DA mudah terkena bujuk rayu dan menyebabkan terjadinya penyimpangan sosial. Proses transformasi merubah perilaku dalam meningkatkan literasi digital diperlukan pendidikan informal dengan pendekatan heutagogi melalui digitalisasi penyuluhan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat dalam berinteraksi di media sosial.
 
 Kata-kata kunci: dialogis, partisipatif, niraksara, heutagogi.
 DIGITAL LITERACY IN USING SOCIAL MEDIA(Case Study on Adolescent Household Assistants)
 
 Abstract: In today's digital era, interaction between humans can be done openly through dialogue and participatory communication. The reality is that not all individuals have understanding and caution in interacting in cyberspace. This misunderstanding can be categorized as digitally savvy. The urgency of this research is motivated by the case of teenage household assistants who are victims of fraud on social media due to low understanding and prudence in cyberspace, so this study aims to explore the factors that cause low digital literacy and analyze digital literacy criteria. from the aspect of awareness skills consisting of ethics, legal literacy, and self-preservation. This research paradigm uses the constructivism paradigm with a qualitative approach and the type of case study research. The case study was chosen because this study focuses on one particular case, namely on adolescent household assistants, so this research cannot be generalized. The results showed that the experience factor and flight hours were still very minimal in interacting on social media, because DA informants were using gadgets for the first time. The DA informants are still very careful in interacting on social media because they consider social interaction on social media to be the same in the real world when they are at home. The educational level of DA informants also affects their digital literacy skills in social media, this can be seen in the lack of understanding related to the rules of social media wisely. Thus, it can be concluded that the low understanding of social realities that occur in cyberspace causes DA informants to be easily persuaded and cause social deviations. The transformation process to change behavior in improving digital literacy requires informal education with a heutagogy approach through digitizing counseling to increase public understanding in interacting on social media.
 
 Keywords: Dialogical, participatory, iliterate, heutagogy.
 
 
 

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call