Abstract

Pendahuluan: Tujuh dari sepuluh anak yang berangkat sekolah tidak melibatkan diri dalam sarapan pagi, kebiasaan mengabaikan sarapan diidentifikasi sebagai salah satu pemicu terjadinya dispepsia. Individu dengan sindrom dispepsia cenderung berpartisipasi dalam aktivitas fisik secara lebih sedikit, seperti berjalan kaki dan kurang terlibat dalam kegiatan fisik dengan intensitas sedang hingga kuat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi antara kebiasaan sarapan pagi dengan kejadian sindrom dispepsia dan aktivitas fisik pada anak-anak berusia 10 hingga 12 tahun di Surakarta. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain cross-sectional yang memanfaatkan data primer. Sebanyak 140 individu menjadi sampel penelitian pada tahun 2023, yang diambil dari populasi SD Negeri 80 Ngoresan dan SD Negeri Wonosaren di Surakarta. Proses pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling. Penelitian dilaksanakan dengan menyebarkan kuesioner kepada sampel, dan data yang terkumpul dianalisis menggunakan perangkat lunak SPSS. Uji statistik yang diterapkan mencakup uji univariat, uji bivariat dengan menggunakan Spearman Rank, serta uji multivariat dengan Regresi Linear. Hasil: Terdapat hubungan yang signifikan antara sarapan pagi dengan kejadian sindrom dispepsia (p-value = 0.002). Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara sarapan pagi dengan aktivitas fisik (p-value = 0.540). Pada analisis multivariat diketahui hubungan yang paling mempengaruhi sindrom dispepsia adalah mengonsumsi makanan asam. Kesimpulan: Kejadian sindrom dispepsia dipengaruhi oleh perilaku sarapan dan berkorelasi lemah dengan penurunan aktivitas fisik.

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call