Abstract

Kebahagiaan adalah suatu keadaan ketika individu mampu mewujudkan fungsi psikologis yang dimiliki, yang meliputi lima dimensi yaitu, emosi positif, keterlibatan, relasi positif, pemaknaan, dan pencapaian. Mengalami perceraian merupakan kondisi yang dapat menurunkan kebahagiaan seseorang. Penelitian terdahulu memperlihatkan bahwa kebersyukuran merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam kebahagiaan seseorang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi kebersyukuran pada kebahagiaan pada orang yang bercerai. Subjek penelitian sebanyak 40 orang bercerai yang tinggal di Pekanbaru, yang diperoleh dengan cara accidental sampling. Pengambilan data menggunakan The PERMA-Profiler untuk mengukur kebahagiaan (α = 0,822) dan Islamic Gratitude Scale (IGS-10) untuk mengukur kebersyukuran (α = 0,879). Hasil analisis korelasi Product Moment menunjukkan koefisien korelasi sebesar 0,373 (p = 0,018). Hasil analisis regresi juga memperlihatkan kontribusi positif kebersyukuran pada kebahagiaan (R = 0,382; F = 6,130; p = 0,018). Demikian juga dua dimensi kebersyukuran, yaitu intrinsik dan ekstrinsik, menunjukkan hasil serupa. Dengan demikian hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima, yaitu kebersyukuran berkontribusi positif terhadap kebahagiaan pada orang yang bercerai. Artinya semakin tinggi kebersyukuran orang yang bercerai maka semakin tinggi kebahagiaan yang dimiliki oleh orang yang bercerai di kota Pekanbaru. Sumbangan kebersyukuran terhadap kebahagiaan sebesar 14,6%. Hasil penelitian ini menegaskan kembali peran kebersyukuran bagi terciptanya kondisi mental yang positif pada individu.

Full Text
Paper version not known

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call