Abstract

The diversity of religious customs in various places always has local elements. Among them is the pilgrimage, which is one of the everyday rituals in society. The presence of this modern era has primarily begun to leave the tradition and culture of pilgrimage. With the assumption that pilgrimage is an ancient tradition and does not match the times, the tomb of Kiai Ageng Muhammad Besari is also a place that is considered sacred by the community. This study employed social phenomena that occur in one of the tomb pilgrimage activities at Kiai Ageng Muhammad Besari using the social construction theory of Peter L. Berger and Thomas Luckmann with theoretical models and existing social realities. As well as the Social Action theory from Max Weber, this is to describe and explain the causes of the actions of people who carry out religious activities by visiting the tomb of Kiai Ageng Muhammad Besari. Therefore we need a complementary research approach, and the researchers will emply a sociological approach. The novelty of this study are that the pilgrimage tradition of Kiai Ageng Muhammad Besari's tomb is not only singular and only prays. Hitherto, the motivations and interests and the goals that are expected and desired by each pilgrim and society are following the intentions in their hearts. The conclusion is that the practice of the pilgrimage tradition of Kiai Ageng Muhammad Besari's tomb, which is still running strong and persists until now, is due to the construction process through the transfer of intergenerational values. Second, social feedback has an effect that binds the participation of the surrounding community. Abstrak: Keberagaman adat istiadat keagamaan di berbagai tempat selalu terdapat unsur-unsur lokal. Diantaranya adalah ziarah yang merupakan salah satu ritual yang umum di masyarakat. Kehadiran era modern ini sebagian besar mulai meninggalkan tradisi dan budaya ziarah. Dengan anggapan bahwa ziarah merupakan tradisi kuno dan tidak sesuai zaman, begitu pula keberadaan makam Kiai Ageng Muhammad Besari menjadi tempat yang dianggap keramat oleh masyarakat. Penelitian ini menggunakan fenomena sosial yang terjadi di salah satu kegiatan ziarah makam di Kiai Ageng Muhammad Besari dengan menggunakan teori konstruksi sosial dari Peter L. Berger dan Thomas Luckmann dengan model teoritis dan realitas sosial eksis. Serta teori Tindakan Sosial dari Max Weber hal ini untuk menguraikan dan menerangkan penyebab tindakan masyarakat yang melakukan kegiatan keagamaan dengan berziarah ke makam Kiai Ageng Muhammad Besari. Oleh karena itu diperlukan sebuah pendekatan penelitian yang saling berkaitan, maka peneliti akan menggunakan pendekatan sosiologis. Hasil temuan dari penelitian tersebut adalah tradisi ziarah makam Kiai Ageng Muhammad Besari tidaklah hanya bersifat tunggal dan hanya berdoa saja. Akan tetapi motivasi dan ketertarikan serta tujuan yang diharapkan dan diinginkan oleh masing-masing peziarah dan masyarakat, sesuai dengan niatan dalam hatinya. Adapun kesimpulannya yakni praktek tradisi ziarah makam Kiai Ageng Muhammad Besari yang masih berjalan kuat dan bertahan sampai sekarang ini disebabkan Pertama, proses konstruksi melalui transfer nilai antergenerasi. Kedua, feed back sosial sebagai effect yang mengikat partisipasi masyarakat sekitarnya.

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call