Abstract

Provinsi Sumatera Selatan memiliki potensi sumber daya perikanan air tawar yang melimpah. Angka konsumsi ikan Provinsi Sumatera Selatan tahun 2022 yaitu 46,04 kilogram per kapita per tahun masih kesulitan dalam mengejar target konsumsi ikan secara nasional 56,48 kilogram per kapita per tahun. Makanan olahan terbuat dari ikan yang dapat diawetkan menjadi cara meningkatkan angka konsumsi ikan. Salah satu cara tradisional pengawetan ikan di pedesan dilakukan dengan cara pengasapan. Metode pengasapan ikan telah menjadi bagian dari kearifan lokal yang diturunkan secara turun-temurun di banyak masyarakat pedesaan.Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan segelurung sebagai produk kearifan lokal dapat menjadi sebuah inovasi untuk mendukung kebijakan ketahanan pangan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Penelitian ini menggunakan tiga pendekatan, yaitu studi literatur, survei, dan wawancara mendalam. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam kepada masyarakat Kabupaten PALI, Sumatera Selatan. Data dianalisis dengan pendekatan kualitatif dan disajikan secara deskriptif. Segelurung adalah suatu metode tradisional dalam pengawetan ikan air tawar dengan cara memberikan bumbu rempah-rempah sebelum proses pengasapan untuk memberikan rasa pedas gurih dan aroma khas. Segelurung digunakan untuk memperpanjang umur simpan ikan air tawar.Integrasi kearifan lokal segelurung dengan kebijakan pangan ketahanan, kesejahteraan masyarakat, dan faktor lainnya memiliki peluang yang besar. Dengan mengoptimalkan potensi segelurung sebagai inovasi dalam pengolahan produk perikanan, dapat terjadi sinergi antara kebijakan pemerintah, pelestarian budaya, peningkatan kesejahteraan masyarakat, dan pengembangan sektor perikanan lokal. Kearifan lokal segelurung dapat menjadi bagian dari kebijakan ketahanan pangan, terutama dalam upaya meningkatkan ketersediaan dan aksesibilitas pangan di pedesaan. South Sumatra Province has abundant potential in freshwater fisheries resources. The per capita fish consumption in South Sumatra in 2022 was recorded at 46.04 kilograms per year, which still falls short of the national target of 56.48 kilograms per capita per year. Processed food made from fish, which can be preserved, becomes a way to increase fish consumption. One traditional method of fish preservation in rural areas is through smoking. The smoking method has been part of local wisdom that has been passed down through generations in many rural communities. This study aims to describe "segelurung" as a product of local wisdom that can be an innovation to support food security policies and improve the well-being of the community. The study utilizes three approaches: literature review, surveys, and in-depth interviews. Data is collected through in-depth interviews with communities in Pali Regency, South Sumatra. The data is analyzed using a qualitative approach and presented descriptively. Segelurung is a traditional method of preserving freshwater fish by adding spices before the smoking process, giving it a spicy and savory taste with a unique aroma. Segelurung is used to extend the shelf life of freshwater fish. The integration of local wisdom, segelurung, with food security policies, community well-being, and other factors presents significant opportunities. By optimizing the potential of segelurung as an innovation in fish product processing, there can be synergy between government policies, cultural preservation, improving community well-being, and developing the local fisheries sector. Local wisdom, segelurung, can be part of food security policies, especially in efforts to improve the availability and accessibility of food in rural areas.

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call