Abstract

Kebutuhan akan baterai terus meningkat seiring dengan kemajuan teknologi mobile dan elektrifikasi kendaraan bermotor. Hal ini mendorong pencarian teknologi baterai alternatif, salah satunya adalah baterai litium-sulfur (Li-S) yang mendapatkan perhatian besar karena kepadatan energi teoretisnya mencapai ~2500 W·h kg-1 atau empat kali lebih besar dibanding baterai lithium-ion konvensional. Namun, baterai Li-S menghadapi tantangan dalam hal siklus hidup dan daya tahan baterai. Oleh karena itu, studi teknik pemurnian sulfur disolusi-rekristalisasi diusulkan untuk mendapatkan sulfur dengan kemurnian, yield, dan kristalinitas yang tinggi dengan distribusi ukuran partikel yang homogen dari bahan baku sulfur alam sebagai salah satu langkah untuk memenuhi persyaratan katoda baterai Li-S yang optimal. Sulfur yang dimurnikan memiliki kemurnian dan yield tertinggi pada variasi suhu pemanasan 100℃ yaitu sebesar 91,159% pada analisis energy dispersive spectroscopy (EDS), dan 97,530% pada analisis X-ray fluorescence spectroscopy (XRF), dengan yield sebesar 18,698%. Sulfur yang dimurnikan memiliki derajat kristalinitas sebesar 75,620% yang diukur dengan menggunakan teknik analisis X-ray diffraction (XRD), serta rata-rata ukuran partikel sebesar 327,9 nm dengan sebaran ukuran yang masih heterogen yang diukur dengan particle size analyzer (PSA).Kata kunci: baterai litium-sulfur, pemurnian sulfur, disolusi-rekristalisasi

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call