Abstract

<em><span lang="EN-US">Prasadam in Hinduism is a term in Sanskrit which means God's gift, which is the result or remnant of an offering to Ida Sang Hyang Widhi Wasa who has been purified. In the Hindu community in Bali the term lungura/surudan is better known than the term prasadam. Related to the phenomenon of prasadam, after being investigated, it turns out that the term lunguran/surudan indicates the strata or class of a dish that starts with the offering (bebanten), complete with food, after being offered, the contents of the bakuten turn into lunguran/surudan, which is ready to be enjoyed as a form of grace from Ida Sang Hyang Widhi or Ida Bhatara-Bhatari who has been presented with a sincere heart and has sacred values </span><span lang="EN-US">and is meaningful as prasadham (holy dish). The Bhagavad Gītā states that, those who eat holy food after going through an offering or sacrifice will attain eternal Brahman (God). So there is no reason to think, whether to accept or desire to refuse the blessings of the blessing of Prasadam, because it has previously been offered as a sacred dish for Ida Sang Hyang Widhi Wasa and His manifestations.</span></em>

Highlights

  • Prasadam dalam ajaran agama Hindu merupakan istilah dalam bahasa Sanskerta yang artinya anugrah Tuhan, yang berupa hasil atau sisa dari persembahan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang telah disucikan

  • Prasadam in Hinduism is a term in Sanskrit which means God's gift, which is the result or remnant of an offering to Ida Sang Hyang Widhi Wasa who has been purified

  • In the Hindu community in bahwa ada semacam klasifikasi/klusterisasi dalam masyarakat Hindu (Bali) the term lungura/surudan is better known than the term prasadam

Read more

Summary

Introduction

Prasadam dalam ajaran agama Hindu merupakan istilah dalam bahasa Sanskerta yang artinya anugrah Tuhan, yang berupa hasil atau sisa dari persembahan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang telah disucikan. Sehingga tidak ada alasan untuk berpikir, apakah hendak menerima atau berhasrat menolak nikmat berkah anugrah prasadam, sebab sebelumnya telah dipersembahkan sebagai sajian suci bagi Ida Sang Hyang Widhi Wasa beserta manifestasiNya. Masyarakat Hindu di Bali lebih mengenal istilah lungsuran/surudan dibandingkan dengan prasadam, dimana tiap kali sehabis melakukan persembahyangan dalam suatu upacara, pasti selalu disuguhkan sisa persembahan yang disebut dengan “lungsuran” yang memiliki arti sisa persembahan.

Results
Conclusion
Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call