Abstract

Berdasarkan hasil pemikiran peneliti yang menganggap pentingnya pengetahuan sosial dan emosional dibingkai dengan pluralisme untuk mengembangkan kompetensi siswa sebagai makhluk sosial di sekolah. Penelitian ini memberikan konduksi terhadap internalisasi pluralisme melalui budaya yang dapat menjadi sumber dukungan positif bagi individu. Hal ini terutama berlaku untuk kelompok minoritas dan imigran dalam masyarakat pluralis di mana rumah ibadah dapat menjadi rumah komunitas dan identitas, terutama ketika kelompok yang dominan menekan ekspresi publik dan penerimaan norma dan nilai-nilai kelompok.

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call