Abstract

Pemerintah Kota Surabaya menyediakan angkutan pengumpan bernama Wira Wiri Suroboyo. Program Wira Wiri Suroboyo digagas oleh Eri Cahyadi selaku Walikota Surabaya dan diwujudkan oleh Dinas Perhubungan Kota Surabaya. Dalam implementasi program terdapat beberapa kendala diantaranya keterbatasan sumber daya, tidak ada pengawasan dari perencana program terhadap implementor, kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai program ini dan kondisi sosial yang kurang mendukung. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis impelementasi Program Wira Wiri Suroboyo di Dinas Perhubungan Kota Surabaya. Jenis penelitian ini deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Fokus penelitian ini menggunakan Model Implementasi menurut Van Meter dan Van Horn meliputi, ukuran dan tujuan kebijakan, sumber daya , komunikasi antar organisasi, karakteristik agen pelaksana, disposisi pelaksana dan kondisi sosial, ekonomi dan politik. Teknik analisis data pada penelitian ini terdiri dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan melalui wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan implementasi sudah cukup baik dipengaruhi oleh tujuan kebijakan yang ditafsirkan dengan baik oleh pelaksana program. Komunikasi antar organisasi yang dilakukan cukup lancar. Karakteristik agen pelaksana terus memperbaiki pelaksanaan program. Disposisi atau sikap pelaksana terbuka dan dapat menerima program. Tetapi terdapat beberapa kekurangan seperti keterbatasan sumber daya anggaran yang menyebabkan sulitnya menambah kendaraan dan perekrutan staf. Kondisi sosial lebih gemar menggunakan kendaraan pribadi dibandingkan transportasi publik. Dari beberapa kekurangan tersebut saran yang dapat diberikan peneliti diantaranya, melengkapi informasi rute transportasi umum di Aplikasi Gobis, mengupayakan penyediaan sumber daya yang cukup dan mendorong masyarakat menggunakan transportasi publik.
 The Surabaya City Government provides feeder transport named Wira Wiri Suroboyo. The program was initiated by Eri Cahyadi as Mayor of Surabaya and realized by the Department of Transportation. In implementation program there are several obstacles including limited resources, no supervision from program planners to implementers, lack of public knowledge about this program and unfavorable social conditions. This study aims to analyze the implementation of the Wira Wiri Suroboyo Program at the Surabaya City Department of Transportation. Type of research is descriptive with a qualitative approach. Focus of this study uses the Implementation Model according to Van Meter and Van Horn including, size and policy objectives, resources, inter-organizational communication, characteristics of implementing agents, executor dispositions and social, economic and political conditions. Data analysis techniques consisted of data collection, data reduction, data presentation and drawing conclusions through interviews, observation and documentation studies. The results show that the implementation has been quite well. Communication between organizations is quite smooth. The characteristics of implementing agencies continue to improve program implementation. The disposition of the executor is open and receptive to the program. However, there were some drawbacks such as limited budgetary resources which made it difficult to add vehicles and recruit staff. Social conditions prefer to use private vehicles compared to public transportation. From some of these deficiencies, suggestions that can be given by researchers include completing information in the Gobis Application, seeking to provide sufficient resources and encouraging people to use public transportation.

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call