Abstract


 
 
 This study is carried out in Nglinggo rural tourism destination located in Pagerharjo village, Samigaluh sub-district, Kulon Progo regency in Yogyakarta. This research is aimed at revealing the application CBT principles implemented in the management of the rural tourism attraction as well as finding supporting factors and obstacles on the application of the CBT principles. This study also traces why such factors and obstacles occur. This research applies both qualitative and quantitative techniques in obtaining primary and secondary data. The primary data is collected by questionnaires, in- depth interview and observation, while the secondary data is obtained mainly from local authority’s website of Office of Tourism of Kulon Progo Regency.This study suggests that local people are aware on the importance of involvement in managing their village as an attraction. Meanwhile, supporting factors of the application of CBT principles are natural resources, local people cohesion, contribution to local people, local community involvement, existence of supporting institution, management commitment, and local authority’s support. On the other hand, obstacle found in the application of the CBT principles are education and people readiness.
 
 

Highlights

  • Organization (WTO), pariwisata telah mampu menyumbangkan pendapatan lebih dari US$ 3,5 triliun atau 6% dari pendapatan kotor dunia

  • The primary data is collected by questionnaires, indepth interview and observation, while the secondary data is obtained mainly from local authority’s website of Office of Tourism of Kulon Progo Regency.This study suggests that local people are aware on the importance of involvement in managing their village as an attraction

  • Lulus pada tahun 2017 dengan nilai cumlaude dan sebelum menjadi Dosen di Sekolah Tinggi Pariwisata Pelita Harapan sempat menjadi Tenaga Ahli dibeberapa proyek dari Kementerian Pariwisata

Read more

Summary

Rosdiana Pakpahan

Organization (WTO), pariwisata telah mampu menyumbangkan pendapatan lebih dari US$ 3,5 triliun atau 6% dari pendapatan kotor dunia. Oleh sebab itu ia juga diartikan sebagai tipe pariwisata yang menitikberatkan keberlanjutan lingkungan, sosial dan budaya kedalam satu kemasan. Penekanan pada peran komunitas lokal dalam CBT menjadikannya sebagai pariwisata yang memperhitungkan dan menempatkan keberlanjutan lingkungan, sosial dan budaya, diatur dan dimiliki oleh komunitas, serta untuk komunitas. Terciptanya pariwisata berbasis komunitas dapat diindikasikan melalui beberapa gejala dan peran masyarakat dalam menentukan sektor pariwisata yang dibangun di desa ini. Pada dasarnya masyarakat tidak terlalu menyadari bahwa apa yang mereka lakukan itu merupakan pelaksanaan dari pariwisata berbasis komunitas. Masyarakat (guru) sering mengajak anak-anak sekolah untuk belajar menanam pohon dan cara merawat kebun sehingga anak-anak dari dini sudah diajarkan untuk memelihara lingkungan disekitar Desa Wisata Nglinggo, seperti terlihat pada gambar di bawah ini. Hal ini membantu Desa Wisata Nglinggo dalam pemasaran yang dilakukan dari mulut ke mulut oleh wisatawan tersebut. Melalui kuesioner yang sudah dibagikan dapat dilihat hasilnya pada tabel dibawah ini

Aspek Ekonomi
Partisipasi Masyarakat
Aspek Budaya
Full Text
Paper version not known

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call

Disclaimer: All third-party content on this website/platform is and will remain the property of their respective owners and is provided on "as is" basis without any warranties, express or implied. Use of third-party content does not indicate any affiliation, sponsorship with or endorsement by them. Any references to third-party content is to identify the corresponding services and shall be considered fair use under The CopyrightLaw.