Abstract

Gastritis atau lebih umum disebut sakit maag dapat muncul akibat kelebihan asam lambung yang diproduksi, mengakibatkan iritasi pada dinding mukosa lambung. Faktor pencetus gastritis yang sering ditemukan adalah pola makan dengan persentase sebanyak 40%. Pola makan dinilai berdasarkan frekuensi makan, porsi makan dan jenis makan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pola makan dengan kejadian gastritis pada masyarakat di Desa Sopi. Jenis penelitian ini yaitu penelitian kuantitatif dengan desain deskritif analitik menggunakan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 327 sampel, dengan teknik pengambilan sampel Simple Random Sampling. Pengumpulan data melalui penyebaran kuesioner pada masyarakat di Desa Sopi. Uji korelasi menggunakan spearman’rhodi diperoleh hasil yaitu frekuensi makan dengan kejadian gastritis nilai P=0,03. atau terdapat hubungan antara frekuensi makan dengan kejadian gastritis. Porsi makan dengan kejadian gastritis nilai P=0,26 atau tidak ada hubungan antara porsi makan dengan kejadian gastritis. Jenis makan dengnan kejadian gastritis nilai P=0,79 atau tidak ada hubungan antara porsi makan dengan kejadian gastritis. Kesimpulannya adalah sebagian besar masyarakat di Desa Sopi memiliki frekuensi makan baik (100%), porsi makan baik (99%), serta jenis makan baik (95%). Angka kejadian gastritis di Desa Sopi sebanyak 72 %.

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call